Meski Naik Menembus US$ 44/Barel, Harga Minyak dalam Tren Penurunan

Image title
21 Agustus 2020, 09:10
Ilustrasi, kilang minyak. Meski pergerakannya naik, harga minyak global masih dalam tren penurunan karena pelaku pasar masih khawatir terkait pemulihan ekonomi.
KATADATA
Ilustrasi, kilang minyak. Meski pergerakannya naik, harga minyak global masih dalam tren penurunan karena pelaku pasar masih khawatir terkait pemulihan ekonomi.

Harga minyak global mencatatkan kenaikan setelah sebelumnya sempat turun karena kekhawatiran pelaku pasar terkait pemulihan permintaan. Meski demikian, pergerakan harga minyak masih diselimuti ketidakpastian terkait pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi virus corona atau Covid-19.

Mengutip Bloomberg, Jumat (21/8) pukul 08.30 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2020 naik 0,18% menjadi US$ 44,98 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Oktober 2020 tercatat naik tipis 0,07% menjadi US$ 42,85 per barel.

Harga minyak di pasar berjangka ini termasuk dalam level tertinggi selama lima bulan terakhir, setelah sebelumnya sempat berjuang menembus level US$ 40 per barel selama pandemi corona. Peningkatan dicapai berkat optimisme pasar terkait pemulihan ekonomi yang diharapkan dapat menormalkan tingkat permintaan bahan bakar global.

Meski demikian gerak pelaku pasar masih terbatas, karena data-data ekonomi dari AS belum sepenuhnya mengkonfirmasi optimisme terkait pemulihan ekonomi. Apalagi organisasi negara-negara produsen minyak serta sekutunya yang dikenal sebagai OPEC+ mengeluarkan pernyataan pesimis terkait pemulihan permintaan minyak global.

Senior Commodities Analyst VI Investment Corp Will Sungchil Yun mengatakan, pergerakan harga minyak sedikit tertahan karena pelaku pasar masih ragu apakah pemulihan ekonomi global berjalan sesuai harapan atau tidak. Pasalnya, data terbaru dari AS yakni data pengangguran menunjukkan perekonomian masih tersendat.

"Data pengangguran AS menunjukkan pandemi masih menjadi ancaman terhadap ekonomi global dan konsumsi secara keseluruhan," kata Will Sungchil Yun, dilansir dari Bloomberg, Jumat (21/8).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...