Faisal Basri: Masyarakat Tak Mau Belanja kalau Tes Corona Masih Rendah

Agatha Olivia Victoria
31 Agustus 2020, 15:09
Ilustrasi, Ekonom Senior Faisal Basri. Faisal Basri mengatakan pembukaan kembali aktivitas ekonomi harus diiringi dengan peningkatan tes dan contact tracing virus corona.
Facebook.com/faisalbasribatubara
Ilustrasi, Ekonom Senior Faisal Basri. Faisal Basri mengatakan pembukaan kembali aktivitas ekonomi harus diiringi dengan peningkatan tes dan contact tracing virus corona.

Ekonom Senior Faisal Basri menilai pembukaan kembali aktivitas ekonomi harus diimbangi dengan peningkatan tes dan pelacakan (contact tracing) virus corona atau Covid-19. Jika hal tersebut tidak dilakukan, pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi corona sulit terwujud.

Ia pun mencontohkan beberapa negara yang nekat membuka kembali aktivitas ekonomi di tengah pandemi corona, seperti Arab Saudi dan Israel, namun diiringi dengan peningkatan jumlah tes dan contact tracing. Hal ini jutsru berbeda dengan Indonesia, di mana pembukaan kembali aktivitas ekonomi tidak diiringi upaya memperbanyak jumlah tes dan contact tracing Covid-19.

"Di Indonesia hari Sabtu dan Minggu ada laboratorium yang libur, sehingga tes Covid-19 yang dijalankan sedikit, padahal virus tidak pernah libur," kata Faisal Basri dalam Rapat Dengar Pendapat Umum bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (31/8).

Jika upaya tes dan contact tracing virus corona tidak digencarkan, ia khawatir masyarakat tidak akan percaya diri untuk membelanjakan uangnya dan memutar roda perekonomian. Sebab, konsumen akan terus was-was dengan keadaan yang belum sepenuhnya aman dari pandemi corona.

Untuk meningkatkan contact tracing, Faisal Basri menyarankan pemerintah mengumpulkan 200 ribu sukarelawan. Untuk mendapatkan sukarelawan ini, pemerintah bisa memanfaatkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang saat ini tengah menjalankan sensus penduduk.

Sebelumnya, pemerintah mencatat jumlah pemeriksaan Covid-19 di Indonesia rata-rata hanya mencapai 20.000 hingga 25.000 spesimen per hari. Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui pemerintah kesulitan memenuhi target pemeriksaan virus corona sebanyak 30.000 spesimen per hari.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...