B20 WiBAC Beri Dukungan bagi Pelaku UMKM Perempuan
Presidensi B20 Indonesia bersama dengan B20 Indonesia Women in Business Action Council (B20 WiBAC) pada acara G20 Side Event (17/6), menyampaikan rekomendasi kebijakan dan rencana aksi dalam memajukan pertumbuhan ekonomi global yang inklusif, tangguh, dan juga berkelanjutan.
Dalam rekomendasi ini, salah satu fokus B20 WiBAC adalah, memberikan dukungan kepada pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perempuan untuk ikut dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi global.
Dalam usaha pemberdayaan perempuan, ada beberapa poin penting terkait pengembangan kemampuan dalam bidang UMKM. Beberapa cara tersebut yaitu, memberi akses untuk bantuan modal, regulasi, serta kemampuan digital agar bisa mengembangkan usaha secara luas.
Namun faktanya, saat ini permasalahan seperti kurangnya akses, kesempatan, dan representasi perempuan di dunia usaha, masih terjadi. Permasalahan tersebut, harus menjadi fokus dan cepat untuk ditanggapi, serta ditangani agar dapat mencapai tujuan yaitu membentuk ruang stategis bagi perempuan, khususnya dalam kegiatan usaha.
“Dibutuhkan solusi dari permasalahan yang cepat untuk meningkatkan inklusi dan ketahanan UMKM perempuan dalam ekonomi global. Hal ini termasuk kebutuhan terhadap akses kepada pengembangan kemampuan digital, pengetahuan, dan kebijakan yang dapat mendukung mereka,” Kata Chair of B20 WiBAC Ira Noviarti dalam acara G20 Side Event, Jakarta (17/6).
Pelaku UMKM di Indonesia, diketahui menyumbang 60% dari total ekonomi nasional dan 97% dalam menciptakan dan penyerap kesempatan kerja. Dari total ekonomi nasional, sebanyak 64% dari total pengusaha UMKM adalah perempuan.
“Sebagai upaya memfasilitasi pemberdayaan perempuan, kami membentuk platform bernama One Global Women Empowerment (OGWE) untuk memberikan bekal 1.000 pelaku usaha perempuan skala UMKM untuk meningkatkan kemampuan digital, memberikan akses pendanaan, dan investasi” kata Chair of B20 Shinta Kamdani.
Shinta menjelaskan, bahwa forum presidensi B20 memiliki peran penting dalam memperbaiki ekonomi global di masa mendatang khususnya sebagai forum dialog tentang isu-isu perempuan. Hal ini dilakukan agar komunitas bisnis dapat mengambil langkah strategis untuk memberi akses dan peluang ekonomi serta ekonomi terhadap perempuan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyerukan, pentingnya inklusi dan akses keuangan yang luas untuk perempuan. Ia menilai, upaya mencapai kesetaraan akses keuangan harus dimulai dari akar, yakni kaum wanita harus mendapat akses pendidikan yang setara dengan laki-laki. Dengan adanya literasi keuangan yang baik, kaum wanita akan menciptakan peluang ekonomi bagi Indonesia.
Menkeu mengatakan, akses pendidikan bagi kaum wanita tidak hanya meningkatkan martabat wanita, tapi pasti akan memiliki implikasi yang sangat penting untuk pola asuh anak dan keluarga serta pengentasan kemiskinan. Ia menyebut, bahwa berinvestasi pada wanita sebenarnya berinvestasi untuk generasi berikutnya.
Ia berharap, lembaga keuangan digital dapat meningkatkan layanan keuangan kepada para pelaku UMKM agar hal tersebut berimplikasi kepada mengurangi potensi krisis keuangan, merangsang Investasi dan penciptaan lapangan kerja.