Sandiaga Uno: Kenaikan Biaya Wisata Pulau Komodo Tidak Akan Ditunda

Image title
6 Agustus 2022, 18:13
pulau komodo, komodo, taman nasional komodo, Sandiaga Uno
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memastikan tidak ada pembatalan atau penundaan kenaikan biaya kunjungan berwisata ke Taman Nasional Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Tidak ada penundaan atau pembatalan. Yang ada adalah bagaimana kita menata agar informasi ini bisa dicerna dan dimengerti oleh para wisatawan dan pelaku pariwisata di Labuan Bajo dan NTT," kata Sandiaga Uno, dilansir dari Antara, Sabtu (6/8).

Ia menjelaskan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menindaklanjuti komunikasi publik yang lebih baik, melalui sosialisasi dan edukasi.

Sosialisasi dan edukasi yang dilakukan adalah terkait upaya atau langkah konservasi, dan pemulihan ekonomi secara beriringan di Pulau Komodo dan Labuan Bajo.

Kemudian, sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk memantau situasi kondustif, aman, nyaman, menyenangkan bagi para wisatawan dan pelaku ekonomi kreatif, Kemenparekraf akan berkoordinasi dengan kementerian lembaga, serta pemerintah daerah provinsi dan kabupaten setempat.

"Jangan sampai ada gejolak yang merusak narasi kebangkitan pariwisata kita. Terbukti, ekonomi kita bangkit karena pariwisata bisa menyentuh 10%," ujarnya.

Ia mengimbau, jangan sampai narasi positif mengenai pertumbuhan ekonomi yang selama ini dibangun terganggu. Ini terlihat pada peringkat sektor pariwisata Indonesia yang dirilis Travel and Tourism Development Index 2021. Pada laporan yang diterbitkan Mei 2022 tersebut, sektor pariwisata tercatat sudah melampaui Thailand di posisi 32 dari 117 negara di dunia.

"Kita sudah sukses menjadi negara yang menangani pandemi ini tercoreng karena ketidakpahaman terhadap kebijakan konservasi dan ekonomi secara beriringan," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...