Progress Sudah 99%, PUPR Targetkan Showcase Mangrove Selesai Bulan Ini
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menargetkan konstruksi area showcase mangrove selesai bulan ini. Infrastruktur tersebut, bertujuan untuk menunjukkan komitmen Indonesia terkait pengurangan emisi karbon kepada anggota G20.
Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Prasarana Permukiman Bali Kementerian PUPR Sunarjito mengatakan, showcase mangrove akan menunjukkan 10 jenis mangrove. Selain itu, showcase tersebut akan menampung 2 juta bibit mangrove yang disediakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Kalau area showcase mangrove sudah 99%. Selain area utama, kami juga mengerjakan area mangrove information center, ini yang masih dalam proses pembangunan. Kalau di area showcase mangrove, kami akan selesai proses konstruksi pada September ini,"kata Sunarjito, di Denpasar, Jumat (9/9).
Saat ini, konstruksi mangrove information center baru mencapai sekitar 50%. Dengan demikian, total perkembangan konstruksi kawasan Mangrove Taman Hutan Rakyat (Tahura) Mangrove Bali secara keseluruhan baru mencapai 77%.
Sunarjito menjelaskan, showcase mangrove menjadi salah satu destinasi yang akan dikunjungi oleh para Kepala Negara undangan KTT G20. Kunjungan ini diagendakan dilakukan pada 16 November 2022 pukul 09.00-11.00 waktu Indonesia tengah (WITA).
Proyek showcase mangrove tersebut menelan anggaran hingga Rp 105 miliar. Kontraktor proyek yang mengerjakan proyek tersebut adalah PT Adhi Karya Tbk.
Sebagai informasi, Kementerian PUPR mengalokasikan dana senilai Rp 112,18 miliar untuk konstruksi kawasan Mangrove Tahura Mangrove Bali. Lingkup konstruksi proyek tersebut, antara lain pembangunan gerbang masuk, area drop off, showcase mangrove, dan mangrove information center.
Mangrove Tahura Mangrove Bali merupakan ekosistem yang berfungsi sebagai habitat beberapa spesies hewan laut dan burung serta dapat mencegah erosi dan abrasi pantai.
Mengutip Presidenri.go.id, kawasan hutan mangrove seluas 268 hektare (ha) tersebut direhabilitasi sejak 1992. Kawasan ini, sebelumnya merupakan lahan eks tambak ikan dan udang yang terbengkalai. Sejak direhabilitasi pada 1992 silam, terdapat 92 jenis burung dan 33 jenis tanaman mangrove.
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas lahan mangrove di Provinsi Bali mencapai 2.143,97 ha. Dari luas tersebut, 19 ha di antaranya termasuk kategori kerapatan jarang, serta masih terdapat habitat mangrove yang berpotensi dapat ditanami seluas 263 ha.