PLN Sudah Bangun 616 SPKLU untuk Menunjang Kendaraan Listrik
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo mengatakan, perusahaannya telah menyediakan sebanyak 616 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), yang tersebar pada 237 lokasi untuk menunjang pengendara kendaraan listrik.
"Masyarakat tidak perlu khawatir terkait ketersediaan infrastruktur pengisian daya untuk kendaraan listrik guna mendukung ekosistim kendaraan listrik," kata Darmawan, dikutip dari Antara, Minggu (28/5).
Menurutnya, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia sudah semakin terbentuk. Waralaba SPKLU pun ia katakan menarik minat pengusaha mall, perkantoran, ada juga warung makan ingin berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon.
Ia mengatakan, beralih ke kendaraan listrik menjadi pilihan strategis karena sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon di Indonesia dan kini pengguna kendaraan listrik sudah marak.
Sebagai gambaran, sebanyak satu liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,5 kilowatt hour (kWh) listrik. Emisi karbon satu liter BBM tersebut, setara dengan 2,4 kilogram (Kg) CO2-e. Sedangkan 1,5 kWh listrik emisinya setara 1,5 kg CO2-e.
Ia juga meyakinkan, bahwa listrik yang disediakan untuk mengisi daya kendaraan juga akan semakin bersih, menyusul mulai dibangun pembangkit yang berbasis energi baru terbarukan (EBT).
"Pada kondisi saat ini menggunakan kendaraan listrik sudah mampu mengurangi emisi lebih dari 35%. Seiring dengan pembangkit PLN yang menuju ke EBT, maka ke depan kendaraan listrik emisinya akan nol," ujarnya.
Ia menekankan, selain ramah lingkungan, keunggulan kendaraan listrik adalah lebih hemat, baik dari sisi biaya operasional maupun pemeliharaan. Sebagai gambaran mobil dengan BBM dengan jarak tempuh 10 kilometer (km) menghabiskan 1 liter BBM, sedangkan mobil listrik dengan jarak sama menghabiskan 1,5 kWh.
Maka, dengan asumsi tarif listrik sebesar Rp 1.699,53 per kWh, hanya diperlukan biaya sekitar Rp 2.500 untuk mobil listrik dan sekitar Rp 13.000 untuk mobil BBM dalam menempuh jarak 10 km. Dengan begitu, biaya operasional menggunakan mobil listrik tidak sampai 20 persen dari biaya menggunakan mobil BBM.
Selain itu biaya pemeliharaan mobil listrik lebih efisien dibandingkan dengan mobil BBM. Antara lain mobil listrik tidak menggunakan oli mesin, dimana pada mobil BBM harus dilakukan penggantian setiap 10.000 km dengan biaya di atas Rp 1 juta.
Ia juga menjelaskan, bahwa penggunaan kendaraan listrik akan bermanfaat terhadap kedaulatan energi nasional, dimana akan mengurangi impor BBM. Menurutnya, dDengan adanya transisi dari BBM ke listrik, maka akan terjadi peralihan energi berbasis impor yang kotor dan mahal, menuju energi berbasis domestik yang murah dan bersih. Sehingga kedaulatan energi nasional semakin kokoh.