Pasar Listrik Tenaga Nuklir Diproyeksikan Capai Rp 4.107 T pada 2027

Pasar listrik nuklir global diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan di tahun-tahun mendatang. Pendapatan diproyeksikan meningkat dari US$ 204,41 miliar pada 2022 menjadi $217,4 miliar atau setara dengan Rp 4.107,64 triliun (asumsi kurs Rp 15.152,9) pada 2023.
Mengutip energyportal.eu, nilai tersebut mewakili tingkat pertumbuhan tahunan gabungan atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 6,4%. Pertumbuhan ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan pasar diperkirakan mencapai US$ 271,08 miliar pada 2027, menunjukkan CAGR sebesar 5,7%.
Pemain terkemuka di pasar listrik tenaga nuklir, seperti EDF Group, Exelon Corp, Duke Energy Corp, Enel SpA, dan NextEra Energy, Inc., diperkirakan akan memainkan peran kunci dalam mendorong pertumbuhan pasar.
Pasar listrik nuklir mencakup pendapatan yang dihasilkan dari berbagai jenis reaktor, seperti reaktor air bertekanan (pressurized water reactors/PWR), reaktor air mendidih (boiling water reactors/BWR), dan reaktor berpendingin gas lanjutan (advanced gas-cooled reactors/AGR).
Lalu, reaktor moderasi grafit air ringan (light water graphite-moderated reactors/LWGR), neutron cepat reaktor (fast neutron reactors/FNR), dan pembangkit listrik tenaga nuklir yang dapat dioperasikan.
Sebagai informasi, nilai pasar yang dimaksud mencakup barang yang dijual oleh penyedia layanan dan berfokus pada barang dan jasa yang diperdagangkan antar entitas atau dijual ke konsumen akhir.
Asia Pasifik muncul sebagai wilayah terbesar di pasar listrik nuklir pada tahun 2022, diikuti oleh Eropa Barat. Pasar mencakup beberapa negara, termasuk Brasil, Cina, Prancis, Jerman, India, india, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Australia.