Mengintip 5 Alutsista Terbaru Milik TNI
Pada Kamis, (5/10) Tentara Nasional Indonesia atau TNI telah berusia 78 tahun. Telah lama mengiringi perjalanan bangsa, TNI terus memperkuat diri dengan beragam alat utama sistem senjata.
Setiap tahunnya, TNI memperoleh anggaran yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Anggaran yang dialokasikan ini dibagi kepada lima unit organisasi, yaitu Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, TNI Angkatan Darat (AS), TNI Angkatan Laut (AL) dan TNI Angkatan Udara (AU).
Tahun ini, TNI melengkapi kekuatan dengan beberapa alutsista baru, yang telah aktif bertugas. Selain itu, ada beberapa alutsista yang telah dijadwalkan datang untuk semakin memperkuat TNI ke depan.
Daftar Alutsista Baru TNI
Memasuki 2023, TNI telah dilengkapi dengan beberapa alutsista baru untuk menjaga kedaulatan Republik Indonesia. Beberapa alutsista yang telah hadir tersebut, antara lain sebagai berikut:
1. C-130J Super Hercules
Pesawat C-130J Super Hercules adalah pesawat buatan Amerika Serikat (AS), yang mampu memberikan peningkatan kinerja secara signifikan, serta menambah kemampuan operasional TNI pada pertempuran darat dan udara. Pesawat ini memiliki kecepatan maksimal 362 knot, dengan kecepatan jelajah 348 knot dan jangkauan 2.835 mil laut.
Dua pesawat C-130J Super Hercules telah diserahkan kepada TNI AU oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 6 Juli 2023. Ini merupakan bagian dari kontrak pengadaan lima unit pesawat C-130J Super Hercules antara Kementerian Pertahanan dengan Lockheed Martin, AS.
2. Tank Boat Antasena
Tank Boat Antasena merupakan alutsista yang telah diserahkan awal tahun ini, dari Kementerian Pertahanan kepada Satuan Angkutan Perairan (Satangar) Pusbekangad TNI AD.
Tank boat Antasena dilengkapi senjata utama kanon Cockerill 3030 buatan John Cockeril kaliber 30 mm dan 2 senapan mesin 12,7 mm. Pola penembakan pada kubah kanon tersedia dalam tiga opsi, yakni single shot, 5 round burst, dan full auto. Dalam kubah dapat disiapkan 255 butir amunisi 30 mm dalam two-drumfeed system.
Tank Boat Antasena dapat mengangkut 60 orang personil dan 5 orang kru, memiliki kecepatan maksimum 40 knot serta daya jelajah hingga 600 nautical mile.
Tank Boat ini merupakan program Kementerian Pertahanan, yang dilaksanakan oleh konsorsium, dengan PT Pindad sebagai lead integrator, yang bekerjasama dengan PT Lundin Industry Invest, PT Len Industri, dan PT Hariff.
3. CN 235-220 MPA
Alutsista yang juga telah hadir pada awal 2023, adalah CN 235-220 MPA, yang merupakan produksi PT Dirgantara Indonesia. Pesawat ini bertugas di bawah Skuadron Udara 800 Wing Udara 2 Puspenerbal.
CN 235-220 MPA mampu terbang setinggi 25.000 kaki, dan dilengkapi dengan radar intai maritim AN/APS-13C(V)3 OceanEye untuk mendeteksi obyek di permukaan laut, yang memiliki fitur Identification Friend of Foe (IFF), Anti-Surface Warfare (ASuW), small target detection, Ground-Moving Target Indicator (GMTI) dan SAR transpoder detection.
Selain CN 235-220 MPA, pada 20 Januari lalu, TNI AL juga menerima tiga unit pesawat latih Piper Archer, dan satu unit helikopter latih single engine Bell-505.
4. KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732
Selain pesawat, TNI AL juga menerima dua alutsista baru, yakni dua kapal perang, KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732. Penyerahan dua kapal perang ini dilaksanakan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Dermaga Madura, Koarmada II Ujung, Surabaya pada 14 Agustus lalu.
Dua kapal ini merupakan tipe Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter, yang keseluruhan proses rancang bangun dilakukan oleh PT PAL Indonesia. KCR memiliki panjang 60 meter, lebar 8,10 meter dan bobot 500 ton. Kapal ini memiliki kecepatan maksimal 28 knot, dan mampu mengakomodasi 55 personel.
KCR memiliki kemampuan manuver lincah, mampu bergerak cepat, dan dapat digunakan untuk melakukan pengejaran terhadap kapal asing yang melanggar wilayah teritorial.
KCR 60 meter memiliki kapabilitas perang anti kapal permukaan (Anti Surface Warfare-ASW), perang anti pesawat udara (Anti Air Warfare-AAW), Electronic Warfare, dan Naval gunfire support.
5. Medium Tank Harimau
Alutsista terakhir yang akan memperkuat TNI tahun ini, adalah Medium Tank Harimau, yang merupakan tank hasil kolaborasi antara PT Pindad dan FNSS Turki.
Tahun ini, sebanyak 18 unit Medium Tank Harimau akan memperkuat jajaran TNI AD. Mengutip akun media sosial Instagram Kementerian Pertahanan, @kemhanri, sebanyak 10 unit sudah diproduksi di Turki, dan 8 unit lainnya di Indonesia.
Medium Tank Harimau memiliki Bobot 30 ton, dengan power to weight ratio 24 tenaga kuda per ton. Tank ini diawaki tiga orang, yang terdiri dari komandan, penembak, dan pengemudi.
Medium Tank Harimau juga dilengkapi dengan two-man turret kaliber 105 mm, dan senapan mesin kaliber 7,62 mm. Sistem persenjataan tank ini menggunakan teknologi terbaru, antara lain sistem kewaspadaan mandiri, sistem alarm ketika ditarget musuh, sistem pemburu musuh, sistem manajemen pertempuran, dan sistem proteksi hingga level 5, untuk proteksi balistik tingkat tertinggi.
Pada 22 Agustus lalu, Pindad melaksanakan uji tembak yang termasuk dalam rangkaian kegiatan uji fungsi dan kelaikan Medium Tank Harimau di area lapangan tembak Pusdikif Cipatat. Uji tembak turret dilakukan menggunakan munisi 105 mm tipe HEPT, dengan jarak tembak target sejauh 1.200 meter.
Dalam keterangan resmi Pindad, Dirsen Pussenkav Brigjen TNI Agus Erwan mengatakan, uji fungsi ini adalah salah satu pengujian tahap akhir sebelum nantinya diserahkan kepada Kementerian Pertahanan.