Iron Dome, Sistem Pertahanan Israel untuk Tangkal Serangan Roket

Image title
6 November 2023, 15:13
Iron Dome
ANTARA FOTO/REUTERS/Amir Cohen/WSJ/sad.
Ilustrasi, sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, dari Ashkelon, Israel, Kamis (21/4/2022).

Sistem Iron Dome milik Israel dilaporkan malfungsi pada Minggu (5/11), dimana misil yang ditembakkan oleh sistem pertahanan udara tersebut justru menghantam rumah sakit di Tel Aviv.

Iron Dome sejak lama menjadi bagian dari sistem pertahanan Israel, namun kini keberadaannya mendapat kritik dari sejumlah pihak karena tidak efektif dalam menanggulangi serangan misil yang diluncurkan Hamas.

Seperti apa cara kerja sistem pertahanan ini, serta apa yang menjadi penyebab sistem pertahanan ini mengalami malfungsi? Simak ulasan berikut ini.

ISRAEL-PALESTINIANS
ISRAEL-PALESTINIANS (ANTARA FOTO/REUTERS/Amir Cohen/WSJ/sa.)

Kemunculan dan Cara Kerja Sistem Iron Dome

Ide mengenai Iron Dome pertama kali digulirkan pada akhir dekade 1990-an, ketika kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon dan didukung Iran menembakkan roket ke pusat-pusat pemukiman Israel. Serangan ini kemudian berpuncak pada perang 34 hari antara kedua belah pihak pada 2006.

Dalam perang ini, Hizbullah menghujani sekitar 4.000 roket ke Israel, yang mengakibatkan kematian 160 tentara dan warga sipil Israel.

Serangan tersebut merupakan tambahan dari ancaman roket serupa dari Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya, yang menembakkan sekitar 8.000 roket ke Israel antara 2000 dan 2008.

Hingga diperkenalkannya Iron Dome, Israel tidak memiliki cara untuk menargetkan roket setelah diluncurkan. Sebab, mengidentifikasi, mengawasi, dan menyerang lokasi peluncuran roket yang tersembunyi dan sering kali berada di dekat warga sipil, merupakan upaya yang berisiko tinggi.

Namun keberhasilan pengenalan Iron Dome pada 2011 mengubah peta peperangan, khususnya bagi penduduk kota-kota yang berada dalam jangkauan roket.

Hal ini ditunjukkan secara konsisten selama satu dekade terakhir, khususnya selama Operasi Pilar Pertahanan, Protective Edge, dan House of Cards yang dilancarkan Israel masing-masing pada 2012, 2014 dan 2018.

Dalam beberapa operasi tersebut, Iron Dome berhasil mencapai tingkat keberhasilan antara 85-95% dalam mencegat roket yang akan ditembakkan.

Iron Dome beroperasi sebagai sistem pertahanan rudal berlapis, yang terdiri dari radar pendeteksi dan pelacakan, sistem manajemen pertempuran dan kendali senjata, serta rudal pencegat.

Misi utamanya adalah mendeteksi roket yang masuk, menilai lintasannya, dan, jika dianggap sebagai ancaman terhadap wilayah berpenduduk, mencegat dan menghancurkannya di udara. Teknologi canggih ini merupakan aset vital bagi pertahanan Israel. Kementerian Pertahanan Israel mengatakan, Iron Dome dapat menangani lebih dari satu roket dalam satu waktu tanpa masalah.

Salah satu fitur paling luar biasa dari Iron Dome adalah kemampuannya merespons ancaman yang datang dengan cepat. Radar sistem mendeteksi proyektil yang masuk, melacak jalurnya, dan menentukan apakah proyektil tersebut menimbulkan bahaya bagi daerah berpenduduk.

Jika ancaman teridentifikasi, Iron Dome meluncurkan rudal pencegat untuk menetralisir ancaman yang datang di langit, memastikan bahwa ancaman tersebut tidak pernah mencapai target yang diinginkan.

Tujuan utama Iron Dome adalah untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur penting. Dengan meminimalkan dampak serangan roket, Iron Dome memungkinkan warga Israel untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka dengan normal, bahkan dalam menghadapi ancaman yang terus-menerus.

Bagian dari teknologi yang disebut kecerdasan buatan memeriksa apakah rudal yang masuk dapat melukai orang. Sistem akan membiarkan roket mendarat jika menurutnya rudal tersebut tidak berbahaya.

Kelemahan Iron Dome

Kabar mengenai Iron Dome malfungsi di akhir pekan lalu, sebenarnya bukan yang pertama kali. Pada Mei 2023, sejumlah roket yang ditembakkan Hamas menghantam kawasan berpenduduk di Sderot, menyebabkan banyak warga sipil cidera, karena sistem pertahanan udara Iron Dome gagal mencegatnya.

Investigasi Angkatan Udara Israel terhadap sistem pertahanan udara Iron Dome selama gejolak kekerasan di Jalur Gaza mengungkapkan adanya "kesalahan teknis" dalam salah satu serangan roket yang mengakibatkan proyektil tidak dapat dicegat sebelum mendarat di daerah berpenduduk.

Mengutip Bulletin of The Atomic Scientist, penelitian yang dilakukan Theodore A. Postol, fisikawan Massachusetts Institute of Technology (MIT) memaparkan penyebab Iron Dome beberapa kali gagal dalam menyergap misil lawan.

Menurutnya, agar berhasil mencegat roket artileri jenis yang ditembakkan Hamas, pencegat Iron Dome harus menghancurkan hulu ledak di ujung depan roket.

Dalam penelitian bertajuk 'The Evidence That Shows Iron Dome Is Not Working', jika Iron Dome mengenai bagian belakang roket target, hal itu hanya akan merusak tabung motor roket yang dikeluarkan, yang pada dasarnya merupakan pipa kosong, dan pada dasarnya tidak berpengaruh pada hasil pertempuran.

Potongan roket akan tetap berjatuhan di area pertahanan, serta hulu ledaknya hampir pasti akan jatuh ke tanah dan meledak. Penelitian Postol menunjukkan, adanya ketidakpastian dalam kecepatan lintas dan geometri yang tepat dari rudal berkecepatan tinggi, menyebabkan Iron Dome yang beroperasi dalam kondisi baik pun dapat gagal menyergap misil lawan.

"Jadi tidak ada jaminan bahwa Iron Dome akan menghancurkan hulu ledak roket yang diluncurkan lawan. Geometri serangan front-on hanya menunjukkan bahwa pencegat Iron Dome memiliki peluang lebih besar dari nol untuk menghancurkan hulu ledak roket," ujar Postol dalam penelitiannya.

Membuat intersepsi yang berhasil menjadi lebih sulit, proyeksi area sasaran hulu ledak roket sangat kecil, jika dilihat dari depan atau belakang, bukan dari samping.

ISRAEL-PALESTINIANS/ISRAEL-NAVY
ISRAEL-PALESTINIANS/ISRAEL-NAVY (ANTARA FOTO/REUTERS/Amir Cohen/RWA)

Selain itu, ketika pencegat Iron Dome mendekat dari sudut samping dan belakang ini, pecahan dari hulu ledaknya kemungkinan besar akan mengenai permukaan logam roket target pada sudut yang rendah, dengan pecahan cenderung memantul dari cangkang badan roket atau hulu ledak.

Singkatnya, untuk geometri serangan yang tidak front-on, kemungkinan bahwa Iron Dome mampu menghancurkan hulu ledak roket sasaran yang terlibat, dalam semua tujuan praktis, akan mendekati nol.

Kelemahan lain Iron Dome juga diungkapkan The Center for European Policy Analysis, lembaga think tank asal AS. Lembaga ini mengungkapkan, jika wilayah Israel diserang roket dalam jumlah banyak dari segala arah, maka pertahanan Iron Dome akan kewalahan dan bahkan mengalami kegagalan.

Alasan mengapa selama ini jumlah korban Israel tergolong rendah, bukan karena Iron Dome. Melainkan, karena Israel memiliki sistem perlindungan yang sangat luas, yang diatur sedemikian rupa sehingga warga negara dapat dengan mudah mendapatkan perlindungan dalam waktu sepuluh detik atau kurang dari peringatan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...