Perluas Jangkauan Layanan, AyoBlajar Target Gaet 100 Ribu Pengguna
Keberadaan layanan perusahaan rintisan (startup) bidang pendidikan atau edutech makin dibutuhkan di masa pandemi virus corona atau Covid-19. Hal ini membuat startup edutech meramu strategi yang mampu meningkatkan pengguna di platformnya.
AyoBlajar misalnya, mulai memperluas layanannya tidak hanya ke sistem manajemen pendidikan tetapi langsung membidik kosumen yakni siswa. Perusahaan menargetkan mampu menggaet 100.000 pengguna tahun ini. Saat ini, layanan AyoBlajar sudah menjangkau 23 sekolah dan 13.000 siswa.
Layanan AyoBlajar sebenarnya sudah ada sejak 2018, namun selama ini hanya fokus pada penyediaan sistem manajemen pembelajaran atau learning management system yang sifatnya business to business (B2B).
Lantaran saat pandemi corona banyak sekolah mengalihkan metode pembelajaran menjadi online, AyoBlajar memperluas menjadi business to consumer (B2C). Layanannya saat ini sudah tersedia untuk ponsel pintar dengan sistem Android.
"Ada empat fitur yang kami tawarkan, yaitu learning management system, live classes online, one on one mentoring dan video pembelajaran," kataCEO AyoBlajar Fariz Isnaini dalam video conference, Jumat (4/9).
Untuk menggaet pengguna, AyoBlajar menawarkan materi pembelajaran berupa eksperimen ditambah dengan visualisasi. Selain itu, demi memenangkan persaingan di sektor edutech, perusahaan menawarkan harga kompetitif dibanding startup sejenis. Untuk fitur video pembelajaran misalnya, AyoBlajar tidak mengenakan biaya alias gratis untuk pengguna.