Kolaborasi Startup dan Industri Bikin Inovasi Hadapi Perubahan Iklim
Kolaborasi industri dan startup berbasis lingkungan atau climate-tech startup memiliki terlihat makin kuat. Ini ditunjukkan banyaknya climate-tech startup yang berpartisipasi dalam ajang Cut The Tosh Collaboration Summit.
Perhelatan ini, merupakan ajang di mana pemangku kepentingan di isu lingkungan dan keberlanjutan berkolaborasi mewujudkan solusi jangka panjang.
Program yang ditutup pada 18-19 Oktober 2022, tercatat dihadiri sederet pelaku industri, terutama yang tergabung dalam KADIN Net Zero Hub, Global Water Partner Souteast Asia, Clean Energy Investment Acceleration, serta NGO dan komunitas penggerak isu lingkungan.
Dari sisi climate-tech startup, beberapa yang mengikuti ajang ini, antara lain Waste4Change, Enertec, SKUTI, FisTx, Evomo, Siab Indonesia, Allas, BIKI, Plana, dan beberapa startup berbasis lingkungan lain.
"Cut The Tosh Collaboration Summit menjadi ajang pertemuan antara pelaku industri dengan para inovator baru di isu keberlanjutan, yang diharapkan dapat menjalin kolaborasi untuk bersama-sama mencapai target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca pada 2030," kata Director Corporate Affairs Ika Noviera, dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (22/10).
Dalam ajang Cut The Tosh Collaboration Summit, tercatat ada empat startup berbasis lingkungan yang ditetapkan sebagai startup terbaik.
Keempat startup tersebut, antara lain BIKI (juara I ), Plana (juara II), Transisi (juara III), serta Electric Wheel untuk People’s Choice Award pada kategori level early-stage startup.
Keempat startup ini, dinilai berhasil menunjukkan inovasi yang memiliki potensi berkelanjutan, baik dari sisi bisnis, maupun dari dampak lingkungan yang diciptakan.
BIKI misalnya, menawarkan solusi edible coating chitasil, yang dapat memperpanjang ketahanan buah dan sayur. Solusi yang ditawarkan BIKI, dapat mengurangi jumlah sampah bahan makanan yang saat ini angkanya masih sangat tinggi di Indonesia.