Manfaatkan Harga Gas US$ 6, PGN Bakal Garap Sektor Petrokimia

Image title
6 Juli 2020, 20:47
Ilustrasi, logo PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Memanfaatkan harga gas US$ 6 per MMBTU, PGN akan memperluas bisnis ke sektor petrokimia.
Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi, logo PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Memanfaatkan harga gas US$ 6 per MMBTU, PGN akan memperluas bisnis ke sektor petrokimia.

PT Perusahaan Gas Negara atau PGN menyatakan minat untuk terjun ke bisnis Petrokimia. Keinginan ini diutarakan, seiring dengan implementasi gas industri satu harga sebesar US$ 6 per Million British Thermal Unit (MMBTU), yang tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 89K/2020.

Direktur Utama PGN Suko Hartono menjelaskan, dengan implementasi harga gas industri sebesar US$ 6 per MMBTU di plant gate. Maka hal tersebut menjadi peluang baru bagi perusahaan untuk terjun ke sektor hilir.

Advertisement

"Kami akan manfaatkan harga gas US$ 6 tidak hanya berjualan bahan bakar, tapi juga masuk ke hilir. Rencananya kami akan masuk di sektor petrokimia, jadi gas bisa dimanfaatkan jadi metanol ke dimetil eter (DME)," ujar Suko dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII Dewan Perwakilan Ralyat (DPR), Senin (6/7).

Untuk merealisasikan rencana tersebut, PGN akan menggandeng sub-holding kilang milik PT Pertamina. Meski demikian, perusahaan akan berhati-hati, dan membatasi portofolio bisnis di sektor ini, maksimal hanya sebesar 15%.

Alasannya, sektor petrokimia bukan bisnis inti PGN dan porsi yang ditetapkan sudah cukup untuk meningkatkan volume, serta membuat perseroan bisa belajar banyak soal bisnis di hilir.

(Baca: PGN Dapatkan 32 Pelanggan Baru Sektor Industri & Komersil Saat Pandemi)

Masuknya PGN ke sektor petrokimia dan memproduksi DME, nantinya dapat digunakan sebagai pengganti bahan baku liquefied petroleum gas (LPG). Sehingga, hal ini juga akan menekan ketergantungan impor.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement