Deputi Gubernur Senior BI Menilai Rupiah Masih Dapat Terus Menguat

Agatha Olivia Victoria
25 Juni 2020, 22:55
Ilustrasi, uang rupiah dan dolar AS. Bank Indonesia (BI) menilai nilai rupiah masih memiliki ruang untuk menguat.
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Ilustrasi, uang rupiah dan dolar AS. Bank Indonesia (BI) menilai nilai rupiah masih memiliki ruang untuk menguat.

Bank Indonesia (BI) menilai rupiah masih memiliki ruang untuk menguat, meski saat ini berada di kisaran level Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Alasannya, otoritas moneter menilai rupiah secara fundamental masih terlalu murah atau undervalued.

"Jadi memang ruang penguatan untuk rupiah masih ada," ujar Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam Bicara Data Virtual Series "Perlukah 'Helicopter Money' saat krisis Covid-19?", Kamis (25/6).

Dalam acara Bicara Data yang diselenggarakan oleh Katadata, Destry menjelaskan, salah satu faktor fundamental yang akan mendorong nilai rupiah adalah inflasi yang rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Mei 2020 berada di level 0,07% secara bulanan dan 2,19% secara tahunan.

Tak hanya itu, defisit transaksi berjalan yang diperkirakan masih rendah juga akan menopang rupiah. BI memperkirakan, defisit transaksi berjalan hanya 1,5-1,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini.

Proyeksi tersebut berkaca dari kondisi neraca transaksi berjalan kuartal I 2020 yang sebesar US$ 3,9 miliar atau 1,4% dari PDB. Selain itu, kegiatan ekspor Indonesia saat ini, dinilai BI, mampu memberi sentimen positif terhadap rupiah.

"Ekspor minyak kepala sawit atau crude palm oil (CPO) misalnya, kami lihat market-nya sudah mulai hidup," ujarnya.

Dengan demikian, eksportir sudah mulai menjual dolar AS yang dipegang. Namun, ia mengaku volume ekspor saat ini masih kecil karena perekonomian Indonesia yang relatif masih melambat.

(Baca: Peningkatan Kasus Corona Giring Rupiah ke Level Terlemah Kedua di Asia)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...