OJK Bidik Kredit Perbankan Tahun Ini Masih Tumbuh 3% di Tengah Pandemi

Image title
4 Agustus 2020, 15:36
Ilustrasi, uang rupiah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis kredit perbankan tahun ini mampu tumbuh 3%.
KATADATA
Ilustrasi, uang rupiah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis kredit perbankan tahun ini mampu tumbuh 3%.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis penyaluran kredit perbankan tahun ini bisa tumbuh di atas 3% dibanding tahun sebelumnya. Alasannya, pemerintah telah memberikan berbagai stimulus untuk industri perbankan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

"Kami sudah berbicara dengan beberapa bank berdasarkan proyeksi revisi rencana bisnis. Tapi itu dilakukan sebelum ada berbagai stimulus pemerintah," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam konferensi pers, Selasa (4/8).

Advertisement

Sepanjang tahun lalu penyaluran kredit perbankan tercatat mencapai Rp 5.616,9 triliun, naik 6,08% dibandingkan 2018. Jika tahun ini penyaluran kredit mampu tumbuh 3%, maka besaran penyaluran kredit diperkirakan mencapai Rp 5.784,48 triliun.

Beberapa kebijakan diyakini mampu mendorong pertumbuhan kredit perbankan di tengah pandemi corona. Seperti penempatan dana pemerintah pada bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan bank pembangunan daerah (BPD) berbunga rendah, serta penjaminan kredit modal kerja korporasi swasta.

Penempatan dana di bank BUMN sebesar Rp 30 triliun misalnya, harus mampu disalurkan sebagai kredit sebesar tiga kali lipat atau Rp 90 triliun. Hingga 27 Juli 2020 empat bank BUMN sudah menyalurkan kredit sebanyak Rp 49,65 triliun. Artinya leverage dana pemerintah menjadi kredit sudah mencapai 165,5%.

Wimboh yakin berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mampu memberikan dampak positif bagi penyaluran kredit perbankan. Oleh karena itu, ia yakin bank akan kembali merevisi rencana bisnisnya, dengan mempertimbangkan kondisi adanya stimulus dari pemerintah.

Meski demikian, Wimboh mengakui bahwa perkiraan pertumbuhan kredit industri perbankan sampai akhir tahun ini memang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit tahun lalu. Pasalnya, tahun lalu kredit industri perbankan mampu tumbuh 6,08% dibandingkan 2018.

"Tapi kami yakin di 2021, pertumbuhannya akan lebih tinggi dari 6%," ujar Wimboh.

Semester I Kredit Perbankan Melambat

Sementara, pada semester I 2020 pertumbuhan kredit perbankan hanya tumbuh 1,49% menjadi Rp 5.549,24 triliun. Perlambatan pertumbuhan kredit disebabkan oleh kredit dari bank umum kegiatan usaha (BUKU) III yang turun 2,25% secara year on year (yoy).

Pertumbuhan kredit paling besar disokong oleh bank BUKU II yang kreditnya tumbuh 4,81%. Diikuti oleh bank BUKU I dengan pertumbuhan kredit 3,94%. Sementara kredit bank dengan modal inti jumbo, BUKU IV tumbuh 2,88%.

Sementara sektor perdagangan besar yang menyumbang 17% nilai dari total kredit sepanjang semester I 2020, tercatat mengalami penurunan penyaluran kredit hingga 5,23% secara tahunan. Begitu pula dengan sektor industri pengolahan, di mana penyaluran kreditnya hanya tumbuh 1,23% secara tahunan.

"Sektor kredit yang mengalami perlambatan terjadi di sektor perdagangan dan industri pengolahan. Ini sejalan dengan penurunan aktivitas ekonomi," kata Wimboh.

Selain itu, kualitas kredit yang tercermin dari rasio kredit seret alias non-performing loan (NPL) juga mengalami peningkatan cukup drastis untuk industri perbankan. Pada paruh pertama tahun ini NPL perbankan berada pada level 3,11%, naik dibandingkan level pada periode yang sama tahun lalu sebesar 2,5%.

Tren meningkatnya NPL terjadi pada sektor perdagangan besar, pengolahan, dan rumah tangga yang memiliki porsi 57% dari total kredit. NPL dari perdagangan besar ada di level 4,59%. Sementara NPL industri pengolahan dan rumah tangga masing-masing berada di level 4,57% dan 2,32%.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement