Beda Strategi BTN dan Bank Mandiri Memacu Penyaluran Dana PEN

Image title
10 Agustus 2020, 20:27
Ilustrasi, uang rupiah. Untuk memaksimalkan penempatan dana pemerintah BTN fokus pada strategi utama kredit properti, sementara Bank Mandiri menyiapkan produk-produk untuk pembiayaan UKM.
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, uang rupiah. Untuk memaksimalkan penempatan dana pemerintah BTN fokus pada strategi utama kredit properti, sementara Bank Mandiri menyiapkan produk-produk untuk pembiayaan UKM.

Pemerintah telah menempatkan dana dengan total Rp 30 triliun kepada empat bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan harapan mampu mengungkit penyaluran kredit sebesar tiga kali lipat. Untuk memenuhi target tersebut, sejumlah bank BUMN telah menjalankan sejumlah strategi.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya, tetap konsisten dengan strategi bisnis yang menjadi pondasinya yakni kredit properti untuk menyalurkan dana yang ditempatkan oleh pemerintah sebesar Rp 5 triliun.

Direktur Utama BTN Pahala N. Mansury mengatakan per 7 Agustus 2020 pihaknya telah menyalurkan kredit sebanyak Rp 4,96 triliun atau 99,3% dari penempatan dana pemerintah. Mayoritas disalurkan pada sektor perumahan melalui kredit pemilikan rumah (KPR).

"Hingga September 2020 kami targetkan mampu salurkan Rp 15 triliun dan sampai akhir tahun bisa mencapai Rp 30 triliun," kata Pahala dalam keterangan tertulis, Senin (10/8).

Target tersebut bakal dicapai dengan strategi penyaluran kredit untuk 68.500 unit atau setara dengan KPR subsidi senilai Rp 9,24 triliun. Sementara untuk KPR non-subsidi akan terealisasi untuk 17.857 unit atau setara dengan Rp 6,25 triliun.

Sedangkan kredit konstruksi rencananya akan disalurkan sebesar Rp 5,48 triliun dan kredit ke BUMN senilai Rp 9,05 triliun. Sehingga total penyaluran selama Juli-Desember mencapai 86.357 unit atau senilai kurang lebih Rp 30 triliun.

Pahala menjelaskan, dalam sebulan ini BTN berupaya untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor yang terdampak pandemi virus corona atau Covid-19.

Namun sektor yang dibiayai harus berpotensi bangkit dalam jangka waktu menengah, misalnya sektor konstruksi dan konsumsi. Upaya seleksi ini dilakukan supaya risiko kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) dapat dikendalikan.

Pahala mengatakan bahwa penyaluran kredit ke sektor properti masih on track karena masih ada kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Subsidi Selisih Bunga (SSB) yang akan dikerahkan BTN untuk mendorong sektor properti.

BTN juga berkomitmen melaksanakan program pemulihan ekonomi lain yang diinisiasi oleh pemerintah. Seperti program penjaminan kredit modal kerja untuk UMKM yang terdampak Covid-19 dan program pemberian subsidi bunga atau margin.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...