DBS Bank: Perlu Pendekatan Progresif untuk Capai Ekonomi Berkelanjutan

Image title
26 Agustus 2020, 15:29
Chief Sustainability Officer, DBS Bank, Mikkel Larsen memaparkan materi dalam acara webinar SAFE Forum 2020 : Sustainable Economic Recovery in Indonesia : Opportunities and Challenges, Rabu (26/8/2020).
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Chief Sustainability Officer, DBS Bank, Mikkel Larsen memaparkan materi dalam acara webinar SAFE Forum 2020 : Sustainable Economic Recovery in Indonesia : Opportunities and Challenges, Rabu (26/8/2020).

Pembangunan yang mengarah pada ekonomi berkelanjutan (sustainability) dipandang menjadi arah baru ekosistem bisnis di dalam suatu negara, namun masih diperlukan banyak upaya untuk mendorong hal ini di negara-negara berkembang. Sebab kebijakan sustainability yang dikeluarkan harus dipastikan juga mampu mendorong perekonomian.

Chief Sustainability Officer BDS Bank Mikkel Larsen mengatakan dewasa ini dunia usaha memang diharapkan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, terutama terkait dengan sosial dan ekonomi. Namun, untuk mencapai hal itu dibutuhkan inisiatif dari pemerintah mengambil langkah progresif untuk menciptakan insentif yang mampu menarik minat pelaku usaha.

"Pendekatan lunak yang mungkin bisa ditempuh adalah dengan pelaporan atau reporting, karena ternyata cara ini cukup efektif. Pemerintah tidak memerlukan banyak biaya untuk melakukannya, bisa dilakukan oleh mesin dan mampu menarik perhatian investor," kata Mikkel dalam webinar SAFE Forum 2020: Restart and Rebuild After Crisis, yang diselenggarakan Katadata.co.id, Rabu (26/8).

Untuk negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, mekanisme yang lebih menantang menurut Mikkel adalah penerapan pajak karbon. Indonesia misalnya, memiliki aturan yang cukup rumit mengenai pajak karbon dan di sisi lain memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA). Menurutnya ini pembebanan pajak karbon harus memperlihatkan hasil adanya pembangunan ekonomi.

Pendekatan progresif lain yang diusulkan oleh Mikkel adalah pembatasan penggunaan sumber-sumber energi yang tidak berkelanjutan di pusat-pusat kota. Memang, pendekatan ini tergolong dramatis dan harus ditelaah terlebih dahulu apa dampaknya bagi perekonomian. Ia mencontohkan kejadian di Perancis, di mana pemerintah memberlakukan kebijakan yang membuat harga bensin terlampau tinggi yang ternyata menimbulkan dampak negatif.

Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah yang mampu menciptakan insentif dengan menggunakan sandbox misalnya, seperti yang dilakukan oleh Singapura. Penggunaannya dapat memberi ruang untuk berinovasi yang pada akhirnya bisa berdampak positif terhadap upaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

"Kebijakan sandbox ini bila diikuti dengan insentif untuk penelitian dan pengembangan, maka bisa mendorong pelaku usaha untuk menjalankan kegiatan operasional yang sesuai dengan pembangunan berkelanjutan," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...