Harga Emas Dunia Menanjak, Logam Mulia Antam Naik Rp 9.000 per Gram
Harga emas Antam pada perdagangan hari ini, Jumat (1/11), naik Rp 9.000 menjadi Rp 764 ribu per gram. Kenaikan terjadi seiring kenaikan harga emas dunia.
Dikutip dari Reuters, harga emas pagi ini berada di posisi US$ 1.512,54 per ons. Harga emas ini sudah menanjak 0,5% sepanjang pekan ini atau sebesar 1% dibanding pekan lalu.
Kenaikan harga emas seiring tekanan terhadap dolar AS setelah Bank Sentral AS The Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya seiring ketidakpastian perang dagang antara AS dan Tiongkok.
Selain itu, angka pengangguran AS yang naik lebih dari perkiraan juga mendorong kenaikan harga emas.
Bank sentral AS pada hari Rabu memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini guna membantu mempertahankan pertumbuhan AS di tengah perlambatan dunia.
"Bank sentral mengisyaratkan jeda dalam pemangkasan bunga lebih lanjut, juga tampaknya berkomitme untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk masa mendatang," kata Ilya Spivak, ahli strategi mata uang senior di DailyFx.
Ia menambahkan bahwa penurunan yang dihasilkan pada Treasury AS hasil obligasi dan dolar membantu emas.
(Baca: AS dan Tiongkok Cari Lokasi Baru Teken Kesepakatan Dagang)
Dolar AS jatuh ke level terendah lebih dari satu minggu terhadap rival-rival terkemuka.
Emas sangat peka terhadap setiap pengurangan suku bunga, yang mengurangi kenaikan untuk investasi emas yang sebenarnya tidak menghasilkan. Pemotongan suku bunga juga membebani dolar yang
Ketidakpastian di bidang perdagangan juga mendukung harga emas. Chili baru saja membatalkan KTT kerja sama ekonomi Asia-Pasifik pada pertengahan bulan ini, yang seharusnya menjadi tempat bagi AS dan Tiongkok meneken kesepakatan dagang Fase I.
“Tiongkok mengatakan bahwa, kemungkinan besar, kesepakatan perdagangan jangka panjang tidak benar-benar mungkin dengan Trump. Inu benar-benar membantu harga emas lebih tinggi, ”kata Afshin Nabavi, Wakil Presiden Senior di MKS SA.
Namun, berita bahwa Beijing dapat menghapus tarif tambahan yang diberlakukan sejak tahun lalu pada produk pertanian AS memberi harapan bahwa kesepakatan perdagangan tetap dimungkinkan.
