Ada Pandemi Corona, Bagaimana Nasib Proyek Ibu Kota Baru?
Pemerintah belum berencana membatalkan proyek Ibu Kota Baru meski kini tengah dihadapkan pada ancaman krisis akibat pandemi virus corona. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proyek tersebut hingga kini masih menarik perhatian investor.
Luhut menjelaskan Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazrouei dan putra mahkotanya Mohammed Bin Zayed telah menhubungi dirinya untuk menanyakan kelanjutan pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF). Dana kelolaan tersebut dibentuk antara lain untuk membiayai proyek pembangunan ibu kota baru.
"Mereka menanyakan, SWF jalan tidak? Saya bilang, jalan saja. Karena SWF ini bukan hanya untuk Ibu Kota tetapi juga infrastruktur. Hanya saja, saya mengatakan kita saat ini sedang konsentrasi penuh pada Covid-19," ujar Luhut saat rapat kerja bersama Komisi V DPR, Selasa (21/4).
Menurut dia, Suhail paham dengan fokus pemerintah saat ini. Namun, pembicaran terkait SWF akan terus dilakukan lantaran kemungkinan terjadi perubahan struktur dalam bisnis ke depan akibat pandemi corona.
(Baca: Lockdown DKI Jakarta Dinilai Lebih Efektif Ketimbang Perpanjangan PSBB)
SWF merupakan badan pengelola investasi negara yang akan diperuntukkan khusus untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur, termasuk proyek Ibu Kota baru. Selain UEA, International Development Finance Corporation (IDFC), Softbank. dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) juga tertarik berinvestasi di Indonesia melalui SWF.
Sementara dalam kesempatan yang sama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan belum ada anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan ibu kota pada tahun ini. Selain karena pandemi corona, payung hukum pembangunan Ibu Kota baru juga belum tersedia.