BPOM AS Beri Persetujuan Remdesivir untuk Pengobatan Covid-19

Agustiyanti
2 Mei 2020, 12:32
obat virus corona, remsidimvir, virus corona, pandemi corona, covid-19
ANTARA FOTO/REUTERS/Giorgos Moutafis/wsj/cf
Ilustrasi. Lebih dari 3,2 juta orang yang terinfeksi oleh virus corona di seluruh dunia dan lebih dari 230 ribu orang meninggal.

Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat atau FDA memberikan izin penggunaan darurat obat antivirus Remdesivir buatan Gilead Sicence untuk penanganan Covid-19. Izin ini memberikan jalan bagi lebih banyak rumah sakit di AS untuk menggunakan obat tersebut dalam penanganan pasien virus corona.

Setelah pertemuan di Kantor Oval Gedung Putih dengan Presiden Donald Trump, Kepala Eksekutif Gilead Daniel O'Day menyebut perizinan ini merupakan langkah yang penting. Perusahaan juga akan menyumbangkan 1,5 juta botol obat yang diharapkan cukup untuk 140 ribu pasien.

Advertisement

Gilead mengatakan pada Rabu lalu bahwa obat yang diberikan melalui infus intravena ini telah membantu meningkatkan kondisi pasien dengan Covid-19. Data menunjukkan, obat ini bekerja lebih baik ketika diberikan sebelum virus menginfeksi.

Minat terhadap obat Gilead ini sangat tinggi lantaran hingga kini belum ada obat yang disetujui atau vaksin pencegahan untuk COVID-19. Dokter sangat membutuhkan apa pun yang dapat menghentikan infeksi virus yang dapat menyerang paru-paru dan dapat mematikan organ lain dalam kasus yang sangat parah.

“Ini adalah terapi resmi pertama untuk COVID-19, jadi kami sangat bangga menjadi bagian darinya,” kata Komisaris FDA Stephen Hahn dalam pertemuan tersebut.

(Baca: Beberapa Obat yang Diklaim Efektif Sembuhkan Pandemi Corona)

Data yang dirilis minggu ini berdasarkan percobaan oleh National Institutes of Health di Amerika Serikat menunjukkan bahwa remdesivir mengurangi rawat inap pasien Covid-19 hingga 31% dibandingkan dengan pengobatan plasebo. Namun, obat ini tidak secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup.

Gilead tidak segera menanggapi pertanyaan terkait harga yang akan dikenakan biaya obat setelah sumbangan yang dijanjikannya habis. Institute for Clinical and Economic Review, yang menilai keefektifan obat untuk menentukan harga yang sesuai, menetapkan biaya pembuatan remdesivir 10 hari pada US$ 10, tetapi memperkirakan harga obat itu akan naik menjadi US$ 4.500, seiring manfaat pasien yang ditunjukkan dalam uji klinis .

Remdesivir sebelumnya hanya tersedia untuk pasien yang terdaftar dalam uji klinis. Pemberian obat ini telah dilakukan pada lebih dari 181 lokasi rumah sakit di seluruh dunia, termasuk rumah sakit di 27 negara bagian AS.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement