Erick: Butuh Rp 66 T untuk Suntik Vaksin Covid-19 ke 160 Juta Penduduk

Image title
7 Agustus 2020, 17:49
vaksin corona, covid-19, pandemi corona
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (tengah) saat meninjau fasilitas produksi vaksin COVID-19 di kantor Bio Farma. BUMN Farmasi akan melakukan uji klinis tahap ketiga mulai September 2020.

Vaksin Covid-19 tengah dikembangkan di Indonesia dan diharapkan dapat didistribusikan ke masyarakat mulai awal tahun depan setelah lolos uji klinis. Ketua Pelaksana Penanganan Virus Corona dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir memperkirakan pemerintah membutuhkan dana hingga US$ 4,5 miliar atau Rp 66 triliun untuk menyuntikkan vaksin kepada 160 hingga 190 juta penduduk Indonesia.

Erick berharap distribusi tahap pertama vaksin dapat dilakukan pada Januari hingga Februari 2021. Pemberian vaksin perlu dilakukan dua kali dengan kisaran harga US$ 15 per vaksin. 

Advertisement

"Kalau harganya US$ 15 per vaksin, jadi berapa? Anggap imunisasi 300 juta kali dengan US$ 15 per vaksin, berarti sudah US$ 4,5 miliar," kata Erick yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN dalam wawancara di Jakarta, Jumat (7/8).

Erick tak menjelesakan secara perinci terkait perkiraan jumlah penduduk yang mungkin akan divaksin tersebut. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015, jumlah pada 2020 sebanyak 269,6 juta jiwa. 

Ia juga tak menjelaskan lagi kemungkinan dana yang akan digunakan pemerintah untuk membiayai seluruh kebutuhan dana imunisasi tersebut. Meski demikian, menurut dia, pos anggaran Kementerian Kesehatan saat ini masih tersedia sekitar Rp 24,8 triliun yang sebagian akan digunakan untuk membayarkan uang muka vaksin.

Program imunisasi ini akan menjadi program pemerintah, sehingga distribusinya tidak dilepas melalui mekanisme pasar. Jika dilepas ke pasar, bakal ada ketidakadilan yang membuat orang kaya bisa mendapatkan vaksin terlebih dahulu. Padahal, distribusinya memprioritaskan wilayah yang paling rawan.

Pemerintah bakal memetakan lagi  terkait distribusi vaksin tersebut, namun diperkirakan distribusi tahap pertama di 8 daerah yang jumlah pasiennya masih tinggi. "Mungkin bulan pertama Jawa Timur, Sulawesi Selatan, atau Sumatera Utara yang pada saat ini masih tinggi," ujar Erick.

Salah satu pihak yang tengah membuat vaksin adalah BUMN farmasi PT Bio Farma dengan menggandeng Sinovac asal Tiongkok. Rencananya, uji klinis vaksin tahap 3 kepada manusia akan dilakukan pada September 2020 dan membutuhkan 1.620 relawan.

"Uji klinis 3, kami pastikan, kalau ini benar semua, Januari-Februari 2021 kami bisa mulai menyuntikan kurang lebih 30-40 juta vaksin," katanya.

Di sisi lain, Erick juga mendukung vaksin yang tengah diteliti oleh Kementerian Riset dan Teknologi bernama vaksin merah-putih dan juga vaksin yang dikembangkan oleh swasta seperti oleh PT Kalbe Farma. "Jadi kita tidak bisa bilang Bio farma yang terbaik, enggak lah, ini buat rakyat," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement