Jokowi Bakal Perluas Lumbung Pangan di Beberapa Daerah

Rizky Alika
14 Agustus 2020, 11:27
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Pemerintah tengah membangun lumbung pangan di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara. Presiden Joko Widodo pun mengatakan akan menambah lumbung pangan di berbagai daerah lainnya untuk memperkuat ketahanan pangan.

"Saat ini sedang dikembangkan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Sumatera Utara, dan akan dilakukan di beberapa daerah lain," kata Jokowi dalam Pidato Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD dalam Rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8).

Advertisement

Menurutnya, program lumbung pangan merupakan sinergi antara pemerintah, pelaku swasta, dan masyarakat sebagai pemilik lahan maupun sebagai tenaga kerja. Program ini bertujuan untuk memperkuat cadangan pangan nasional, bukan hanya di hulu, tetapi juga bergerak di hilir produk pangan industri.

Hal tersebut akan dilakukan dengan menggunakan teknologi modern dan pemanfaatan digital. "Lalu bukan hanya untuk pasar domestik, tetapi juga untuk pasar internasional," ujarnya.

Mantan Walikota Solo itu mengingatkan pentingnya menjamin kelancaran rantai pasokan makanan dari hulu produksi sampai hilir distribusi ke seluruh wilayah. Efisiensi produksi pangan, peningkatan nilai tambah bagi petani, penguatan koperasi, dan metode korporasi petani akan terus ditingkatkan.

Selain ketahanan pangan, ia juga mengingatkan pentingnya kemandirian energi. Adapun, Indonesia sudah mulai menggunakan biodiesel 30%  atau B30 untuk menekan nilai impor minyak pada 2019.

Pada tahun ini, Pertamina telah menciptakan katalis untuk pembuatan D100, yaitu bahan bakar diesel yang 100% dibuat dari minyak kelapa sawit. D100 tengah memasuki tahap uji produksi di dua kilang.

"Ini akan menyerap minimal 1 juta ton sawit produksi petani untuk kapasitas produksi 20 ribu barel per hari," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement