Menteri KKP: Potensi Untung Budidaya Tambak Lebih Besar di Era Pandemi

Image title
19 Agustus 2020, 12:53
kementerian KKP, tambang udang, edhy prabowo
ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyebut potensi keuntungan budidaya udang semakin besar dengan naiknya harga selama masa pandemi corona.

Pemerintah akan mendorong produksi udang di Tanah Air yang kini baru mencapai 1 juta ton per tahun, jauh di bawah permintaan global yang mencapai 13 juta ton. Padahal, menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, budidaya udang memiliki potensi keuntungan yang lebih besar di masa pandemi corona. 

Ia menyebut harga udang dengan ukuran 100 ekor per kg saat ini mencapai Rp 50 ribu per kg. Padahal sebelum pandemi, harga berkisar Rp 40 ribu per kg.  "Ini artinya orang butuh udang dan Indonesia tidak menghentikan sedikitpun produksi selama pandemi," kata  kata Edhy dalam kegiatan peluncuran Pasar Laut Indonesia secara daring di Jakarta, Rabu (19/8).

Advertisement

Menurut Edi,  banyak nelayan yang masih takut melakukan budidaya karena modal yang besar dan risiko gagal panen yang tinggi sehingga produksi masih minim. Biaya terbesar dalam budidaya udang yakni melakukan perawatan air tambak yang disebabkan proses ganti kulit udang menyebabkan air menjadi keruh. "Sekor udang dari tanam sampai panen dia minimal tujuh kali ganti kulit," katanya.

Nelayan juga kesulitan mendapatkan  bantuan modal dari perbankan. Padahal, dibutuhkan modal mencapai Rp 1,5 miliar untuk budidaya satu tambak.  "Kami telah berkomunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Kementerian Keuangan untuk dapat memberikan pinjaman modal kepada nelayan," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pemerintah akan mendorong masyarakat untuk mengonsumsi ikan laut, termasuk udang guna menurunkan impor daging sapi. Budidaya sapi di Indonesia kian sulit karena keterbatasan lahan, sedangkan potensi perikanan masih sangat besar 

"Di tengah pandemi corona ternyata konsumsi ikan masih tumbuh 3,1% dan lebih tinggi dari pertumbuhan konsumsi protein lainnya yang hanya 2,1%," kata Teten.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement