Anies Beri Beasiswa untuk Anak Tenaga Medis Covid-19 yang Gugur
Banyak tenaga medis yang gugur saat berada di garis depan melawan pandemi virus corona. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal memberikan beasiswa bagi anak-anak tenaga medis tersebut.
Beasiswa akan diberikan dari tingkat pendidikan anak usia dini atau PAUD hingga perguruan tinggi. Adapun pemberian beasiswa akan dilakukan dalam bentuk nontunai dengan mekanisme pemindahbukuan melalui rekening Bank DKI atas nama penerima. Pelaksanaannya sesuai dengan Keputusan Gubernur (Kepgub) Provinsi DKI Jakarta Nomor 739 Tahun 2020.
"Sudah diungkapkan sejak awal dan apresiasi bahwa orang tua anak-anak semua, suami ataupun istri dari bapak-ibu semuanya adalah pribadi-pribadi yang bekerja paling dekat dengan masalah Covid-19," kata Anies dilansir dari laman resmi Pemprov DKI Jakarta, Kamis (27/8).
Beasiswa saat ini akan diberikan kepada 12 orang setiap awal tahun ajaran, terdiri dartu satu anak pada jenjang PAUD, dua orang pada jenjang , dua orang pada jenjang SMP, satu orang jenjang SMA, dan empat orang perguruan tinggi. Adapun rincian beasiswa yang diberikan per jenjang yakni PAUD sebesar Rp 6 juta per tahun, SD sebesar Rp 9 juta per tahun.
Selain itu, SMP sebesar Rp 12 juta per tahun, SMA sebesar Rp 15 juta per tahun dan Perguruan Tinggi sebesar Rp 20 juta per tahun. "Kami merasa mereka perlu untuk bisa meraih cita-cita, meraih masa depan sebagaimana diharapkan oleh almarhum-almarhumah," kata dia.
Lebih lanjut, Anies menjelaskan pemberian beasiswa akan dicairkan langsung sekali dalam setahun. Dari 12 anak yang tercantum dalam Kepgub tersebut, sepanjang masih sekolah dari PAUD sampai Perguruan Tinggi akan tetap menerima beasiswa dari Pemprov DKI Jakarta.
Dia pun meminta anak-anak yang ditinggalkan orang tua dalam bertugas menangani wabah ini untuk terus semangat dalam mengejar cita-cita. "Mari kita solidkan diri kita bahwa ini adalah satu kesatuan," kata dia.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia, hingga Selasa (4/8), terdapat 74 dokter yang meninggal dunia di seluruh Indonesia. Kematian para dokter tersebut berstatus terkonfirmasi positif maupun suspek Covid-19.
Kematian dokter paling banyak berasal dari Jawa Timur. Provinsi dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang terus berbalapan dengan Jakarta itu kehilangan 22 dokternya. Tepat di bawahnya, 11 dokter asal Jakarta juga meninggal dunia.
Pemerintah memberikan insentif dan santunan bagi tenaga medis dan kesehatan. Tiap posisi mendapat porsi yang berbeda, berkisar Rp 5 juta-15 juta per bulan. Sementara santunan kematian sebesar Rp 300 juta.