Belanja Konsumen Juli Naik, Pemulihan Ekonomi AS Masih Tak Pasti

Agustiyanti
31 Agustus 2020, 06:54
belanja konsumen, ekonomi AS, pemulihan ekonomi AS, pandemi corona, kontraksi ekonomi AS
ANTARA FOTO/REUTERS/David Ryder/ama/dj
Ilustrasi. Perekonomian AS mengalami kontraksi terdalam setidaknya dalam 73 tahun pada kuartal kedua, terutama akibat belanja konsumen yang turun tajam.

Belanja konsumen Amerika Serikat meningkat lebih dari yang diharapkan pada Juli, mendorong ekspektasi pemulihan tajam pada perekonomian kuartal tiga.

Laporan dari Departemen Perdagangan pada Jumat menunjukkan kenaikan pendapatan individu setelah penurunan bulanan selama dua bulan berturut-turut. Namun, kenaikan tersebut berasal dari tunjangan pengangguran yang berupa tambahan mingguan dari pemerintah sebesar US$ 600 dan bakal berakhir pada 31 Juli.

Adapun pengeluaran dan pendapatan konsumen tersebut juga masih jauh di bawah tingkat sebelum pandemi.

“Konsumen kembali berbelanja di toko-toko dan mal pada Juli, tetapi banyak dari pembelian mereka mencerminkan permintaan yang terpendam setelah pandemi lockdown,” kata Chris Rupkey, Kepala Ekonom di MUFG di New York seperti dikutip dari Reuters, Senin (31/8).

Sementara pada Agustus, menurut dia, faktor pendorong konsumsi rumah tangga masih menjadi pertanyaan. Ini lantaran tak ada lagi cek tunjangan pengangguran mingguan sebesar US$ 600 tersebut.

Belanja konsumen, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, naik 1,9% bulan lalu, setelah melonjak 6,2% pada Juni. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan belanja konsumen naik 1,5% pada Juli. Kenaikan Juli membuat belanja konsumen sekitar 4,6% di bawah level Februari.

Konsumen mendorong pembelian barang seperti kendaraan bermotor baru. Mereka juga menaikkan pengeluaran untuk perawatan kesehatan, makan di luar, dan akomodasi hotel dan motel. Sementara pengeluaran untuk pembelian barang telah pulih di atas tingkat sebelum pandemi, pengeluaran untuk jasa layanan belum sepenuhnya pulih.

Itu pertanda buruk bagi ekonomi berbasis jasa, yang jatuh ke dalam resesi pada Februari. Meskipun infeksi COVID-19 baru telah mereda setelah lonjakan kasus sepanjang musim panas, masih banyak lokasi hotspot, antara lain di kampus-kampus yang telah dibuka kembali untuk pembelajaran secara langsung.

Perekonomian mengalami kontraksi terdalam setidaknya dalam 73 tahun pada kuartal kedua, terutama akibat belanja konsumen yang turun tajam.  Sementara para ekonom memproyeksi pemulihan tajam dalam PDB pada kuartal ketiga, dipimpin oleh belanja konsumen, tetapi memangkas estimasi untuk kuartal keempat.

Orang Amerika yang memiliki pekerjaan berupah rendah menanggung beban penurunan ekonomi paling besar. Meskipun Presiden Donald Trump memperpanjang tunjangan pengangguran, pembayarannya dipotong menjadi US$ 300 per minggu dan pendanaan untuk program tersebut diperkirakan akan habis pada September.

Beberapa negara bagian memberikan tunjangan pengangguran tambahan. Para ekonom memperkirakan tunjangan pengangguran US$ 600 dapat memotong penurunan US$ 50 miliar dari penjualan ritel di bulan Agustus. Setidaknya 27 juta orang mendapatkan tunjangan pengangguran.

Sebuah survei pada hari Jumat dari University of Michigan menunjukkan sedikit kenaikan dalam sentimen konsumen bulan ini. Menurut survei, setengah dari seluruh konsumen mengharapkan ekonomi membaik di tahun mendatang, tetapi banyak dari mereka yang memandang kondisi ekonomi secara keseluruhan tidak menguntungkan.

Di bulan Juli, pendapatan naik 0,4%, sebagian karena dibukanya kembali lebih banyak bisnis menaikkan gaji. Penghasilan turun 1,0% di bulan Juni atau tetap 5% di bawah level Februari. Upah naik 1,3%.

Bantuan pengangguran dibayarkan US$ 1,364 triliun bulan lalu, turun dari US$ 1,470 pada bulan Juni. Ekonom memperkirakan pengurangan tunjangan pengangguran akan memangkas pendapatan sekitar US$ 70 miliar pada Agustus.

Di sisi lain, prospek pertumbuhan PDB kuartal ketiga AS didorong oleh laporan lain dari Departemen Perdagangan pada hari Jumat yang menunjukkan persediaan retail naik 1,2% pada Juli setelah menurun selama beberapa bulan. Ini diperkirakan dapat bisa mengimbangi hambatan dari kenaikan impor, yang menyebabkan defisit perdagangan barang melebar 11,7% menjadi US$ 79,3 miliar pada Juli. Impor meningkat 11,8%, menyamai kenaikan ekspor.

Peningkatan belanja yang solid pada Juli mendorong harga konsumen bulanan, meskipun inflasi secara keseluruhan tetap tidak berubah. Federal Reserve pada hari Kamis meluncurkan penulisan ulang mandatnya, menempatkan bobot baru di pasar tenaga kerja dan mengurangi kekhawatiran tentang inflasi yang terlalu tinggi.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, tidak termasuk makanan yang mudah menguap dan komponen energi, naik 0,3% pada Juli atau sama dengan kenaikan Juni. Indeks PCE inti tersebut adalah ukuran inflasi yang digunakn untuk target The Fed sebesar 2%.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...