Ramal Produksi Beras Naik Tahun Ini, BPS Ingatkan Ada Ancaman La Nina

Agustiyanti
15 Oktober 2020, 14:32
BPS, produksi beras, la nina, luas lahan panen, ketahanan pangan
ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/agr/foc.
Ilustrasi. BPS memperkirakan poduksi padi pada tahun ini akan meningkat dari 54,6 juta ton gabah kering giling atau GKG pada 2019 menjadi 55,16 juta ton GKG.

Badan Pusat Statistik memperkirakan produksi beras untuk konsumsi pangan pada tahun ini mencapai 31,63 juta ton, meningkat 314 ribu ton dibandingkan tahun lalu. Kenaikan produksi antara lain ditunjang oleh luas panen padi yang bertambah 10,79 juta hektar menjadi 10,79 juta hektar.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, realisasi produksi besar hingga September 2020 mencapai 26,06 juta ton, turun 3,18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, potensi produksi beras pada Oktober-Desember 2020 diperkirakan meningkat dari 4,4 juta ton tahun lalu menjadi 5,57 juta ton.

"Ke depan produksi beras diperkirakan meningkat sehingga cadangan beras cukup. Namun, perlu diperhatikan tentang peringatan dari BMKG bahwa akan ada fenomena La Nina," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers, Kamis (15/10).

Dengan fenomena tersebut, curah hujan yang biasanya tinggi pada tiga bulan di penghujung akhir tahun akan semakin tinggi. Pemerintah pun, menurut dia, sudah mengingatkan potensi terjadinya bencana banjir dan longsor.

Suhariyanto menjelaskan perkiraan produksi beras tersebut merupakan hasil dari konversi produksi padi yang diperkirakan meningkat dari 54,6 juta ton gabah kering giling atau GKG pada 2019 menjadi 55,16 juta ton GKG. Namun, realisasi produksi padi sepanjang Januari hingga September 2020, baru mencapai 44,45 juta ton atau turun 3,17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sentra produksi padi, menurut, Suhariyanto masih terpusat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara. Kenaikan produksi padi pada tahun ini terjadi di Jawa Timur, Lampung, Banten, Jawa Barat dan Sumatera Selatan.

"Sedangkan penurunan terjadi di Sulawesi Selatan karena cuaca, banyak sawah yang terendam banjir di tiga kabupaten. Penurunan produksi juga terjadi di Kalimantan Selatan dan NTT yang mengalami pergeseran musim hujan," katanya.

Pada tahun lalu, produksi padi tercatat turun sebesar 7,8% dibandingkan 2018 akibat cuaca ekstrim. Produksi padi dalam beberapa tahun terakhir dapat dilihat dalam databoks di bawah ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...