Maia Estianty Kembali Positif Covid-19, Mengapa Reinfeksi Terjadi?

Agustiyanti
11 April 2021, 20:04
Covid-19, maia estianty dua kali terpapar Covid-19, antibodi Covid-19, gerakan 3M
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.
Ilustrasi. studi terbaru yang dipublikan pada Jurnal Medis, Lancet pada pertengahan Maret 2021 menyebutkan bahwa reinfeksi Covid-19 jarang terjadi. Namun, infeksi berulang tersebut lebih mungkin terjadi pada orang yang berusia 65 tahun ke atas.

Aktris Maia Estianty kembali terpapar Covid-19 untuk yang kedua kalinya pada akhir Maret 2021. Maia bukan satu-satunya penyintas yang kembali terpapar wabah tersebut.

"Saya sempat terkena Covid-19 yang kedua kali pada akhir Maret. Kali ini berbeda dengan sebelumnya, lebih ada gejala," ujar Maia dalam akun Youtube Maia Aleldul TV, Jumat (9/4).

Advertisement

Maia mengaku longgar dalam menerapkan protokol kesehatan. Ia sempat memeluk orang yang ternyata positif terinfeksi Covid-19.

"Seminggu sekali pasti uji PCR di Indonesia Idol, ternyata saat itu hasilnya positif. Gejalanya hanya tenggorokan sedikit tidak enak. Itu ternyata gejala, jadi jangan diabaikan," katanya.

Maia pertama kali terinfeksi Covid-19 pada akhir Desember 2020. Ia saat itu bercerita hanya butuh tiga hari untuk hingga kembali dinyatakan negatif Covid-19 dari saat hasil tes PCR yang menunjukkan positif Covid-19.

Namun pada infeksi kedua, ia butuh lima hari untuk kembali dinyatakan negatif setelah tes yang menyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Hal yang sama juga pernah dialami oleh seorang penyintas berinisal JK. Mengutip situs Kawal Covid-19, JK pertama kali terinfeksi Covid-19 pada Maret 2020. Kala itu, ia mengalami gejala berat hingga harus dirawat selama 26 hari di rumah sakit. 

Pada Juli 2020, ia kembali tertular Covid-19 lantaran sang istri yang terlebih dahulu terinfeksi. Namun saat tertular kedua kalinya, ia tak mengalami gejala. Hasil PCR-nya juga menunjukkan positif Covid-19 tetapi dengan CT Value 36 yang biasanya diartikan minimnya jumlah virus di dalam tubuh.

Pasien positif Covid-19 bertambah 4.127 orang per 11 April 2021. Total Kasus mencapai 1.566.995 dengan 1.414.507 pasien dinyatakan sembuh dan 42.530 orang meninggal dunia terlihat dalam databoks di bawah ini.

Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan, orang yang sembuh dari infeksi virus biasanya punya respons kekebalan dan mengembangkan proteksi terhadap penyakit . Sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi, yang mampu mengenali virusnya jika menyerang untuk kedua kali. Antibodi juga tahu cara memeranginya.

Namun dalam kasus virus corona SARS-CoV-2 pemicu Covid-19, penelitian terbaru yang dilakukan di rumah sakit Schwabing di München Jerman, menunjukkan adanya penyimpangan dari hal lazim itu. Clemens Wendtner, dokter kepala di rumah sakit itu, melakukan rangkaian pengujian kekebalan pasien Covid-19, yang dirawat akhir Januari 2020 dan dinyatakan sembuh.

Tes menunjukkan terjadi penurunan jumlah antibodi pada tubuh mereka secara signifikan. Wendtner mengatakan bahwa antibodi yang menghentikan serangan virus, menghilang hanya dalam waktu dua sampai tiga bulan pada empat dari 9 pasien yang dimonitor.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement