Gelombang Kedua Covid-19 India Lebih Parah, Kasus Baru Tembus 300 Ribu

Agustiyanti
22 April 2021, 19:11
India, gelombang kedua covid-19, kasus covid-19 india
ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave/hp/cf
Amit Dave berduka dengan anak lelakinya setelah suaminya meninggal dunia akibat Covid-19 di luar kamar mayat rumah sakit COVID-19 di Ahmedabad, India, Selasa (20/4)

Pembakaran jenazah di atas tumpukan kayu di pinggir Sungai Gangga setiap malam, menjadi simbol ganasnya gelombang Covid-19 yang kembali terjadi di India. Kondisi ini jauh lebih buruk dari gelombang pertama virus corona yang terjadi pada tahun lalu.

Mengutip CNBC, India mencatat lebih dari 314 ribu kasus baru pada Kamis (22/4) sehingga total kasus mencapai 15,9 juta sejak pandemi dimulai. Dalam 24 jam terakhir, tercatat 2.104 orang meninggal dunia sehingga total kematian mencapai 184.657 orang.

Advertisement

Tragedi gelombang kedua Covid-19  ini terjadi hanya selang dua bulan sejak negara produsen vaksin Covid-19 terbesar dunia ini bersuka ria karena berhasil mengendalikan penyebaran virus. Pemerintah yang tak memiliki persiapan karena mengira pandemi terburuk telah berakhir menimbulkan kemarahan warga.

Gelombang pertama infeksi Covid-19 di India memuncak pada September setelah karantina nasional tahun lalu pada akhir Maret hingga Mei yang memukul perekonomian negara tersebut.

Kasus mulai meningkat kembali pada Februari akibat kerumunan besar dengan orang-orang tanpa masker berkumpul untuk festival keagamaan dan demonstrasi politik.

Para ahli mengatakan bahwa peningkatan pesat ini menunjukkan penyebaran Covid-19 yang lebih cepat pada gelombang kedua. Dr A Fathahudeen, yang merupakan bagian dari gugus tugas Covid di negara bagian Kerala, mengatakan kenaikan itu tak sepenuhnya tidak terduga. India lengah ketika infeksi harian pada Januari turun menjadi kurang dari 20 ribu, dari puncaknya yang mencapai lebih dari 90 ribu pada September.

Pertemuan keagamaan yang besar, pembukaan kembali sebagian besar tempat umum dan rapat umum pemilihan yang ramai disalahkan atas kenaikan tersebut. "Ada tanda-tanda peringatan di Februari tapi kami tidak bertindak bersama," kata Fathahudeen dikutip dari BBC.

Ia pada Februari sudah mengatakan bahwa Covid-19 belum meninggalkan India dan tsunami Covid-19 akan melanda jika tindakan mendesak tidak dilakukan. "Saat ini tsunami benar-benar memang melanda kami. Rasa normal yang palsu meliputi semua orang, termasuk para pejabat pejabat dan kami tidak mengambil tindakan untuk menghentikan gelombang kedua," katanya.

Banyak kota di India melaporkan kekurangan kronis tempat tidur rumah sakit. Itu juga terlihat dalam teriakan putus asa minta tolong di platform media sosial. Laporan-laporan yang mengganggu tentang orang-orang yang sekarat tanpa mendapatkan perawatan tepat waktu datang dari seluruh negeri.

Beberapa pemerintah negara bagian mengatakan mereka sedang membuat fasilitas baru tetapi para ahli mengatakan akan sulit untuk mengikuti laju peningkatan jumlah infeksi.

Kota-kota yang terkena dampak parah seperti Delhi, Mumbai dan Ahmedabad hampir kehabisan tempat tidur rumah sakit. Situasinya tidak jauh berbeda di kota-kota lain, seperti Lucknow, Bhopal, Kolkata, Allahabad dan Surat. Pakar kesehatan masyarakat Anant Bhan mengatakan, para pejabat tidak menggunakan masa paceklik untuk meningkatkan fasilitas.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement