KRI Nanggala Tenggelam di Kedalaman 838 Meter, Bagaimana Evakuasinya?
TNI Angkatan Laut akan mengevakuasi kapal selam KRI Nanggala 402 yang jatuh di kedalaman 838 meter di perairan utara Bali. Proses evakuasi akan melibatkan The International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO).
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono memastikan pihaknya akan melakukan berbagai upaya agar KRI Nanggala dapat terangkat dari kedalaman 838 meter ini. Evakuasi kru kapal selam akan dilakukan menuju Surabaya dan Banyuwangi.
"Begitu masuk subsunk, tahap evakuasi-nya nanti kami tindak lanjuti ke Surabaya atau sesuai dengan permintaan keluarga, karena ada tiga orang berasal dari Banyuwangi," ujar Yudo dalam konferensi pers virtual, Minggu (26/4).
Yudo menjelaskan, badan kapal selam terbelah menjadi tiga bagian, yakni bagian belakang kapal yang tidak berbadan tekan, buritan badan kapal, dan bagian haluan yang terlepas. Penyebab keretakan adalah karena kapal tenggelam lebih dari jangkauannya yakni 500 meter.
Untuk itu, menurut dia, pihaknya perlu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, khususnya ISMERLO untuk memproses evakuasi kapal. "Perlu koordinasi, apa yang bisa dilakukan dengan kondisi dengan badan tekan yang masih utuh. Apakah di tali atau diangkat seperti jangkar? Itu bagaimana nanti akan kami bahas lebih lanjut," katanya.
Ia juga belum dapat memastikan waktu evakuasi KRI Nanggala. Pengangkatan kapal selam ini, menurut dia, juga bertujuan untuk mendukung investigasi secara menyeluruh sehingga kejadian serupa tak terjadi lagi di masa depan.
Pencarian kapal selam KRI Nanggala 402 akhirnya membuahkan hasil pada Minggu (25/4). Kapal selam tersebut ditemukan di kedalaman 838 meter di perairan utara Bali, 53 awaknya dinyatakan gugur.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto menjelaskan bahwa penemuan KRI Nanggala-402 berdasarkan penemuan bukti-bukti otentik setelah dilakukan pemindaian secara akurat KRI Rigel.
"KRI Rigel telah melakukan pemindaian cara lebih akurat menggunakan multibeam sonar dan magneto meter dan telah menghasilkan citra bawah air yang lebih detail. MV Swift Rescue telah menurunkan ROV untuk memperkuat citra bahwa air menggunakan kamera," ujarnya saat jumpa pers kemarin.
Dari hasil pemindaian tersebut dikonfirmasi sebagai bagian dari KRI Nanggala-402 meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar bagian luar badan, tekan kemudi selam timbul bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal MK11.
Sebagai bentuk penghargaan, Hadi menyatakan akan segera mengusulkan kenaikan pangkat 53 awak kapal selam KRI Nanggala 402 yang telah dinyatakan gugur kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dari 53 prajurit TNI itu, di antaranya 49 anak buah kapal (ABK), satu komandan satuan, dan tiga personel senjata.
"Kami akan memberi suatu penghargaan kepada prajurit yang gugur. Kami akan ajukan secara berjenjang, mengajukan ke presiden kenaikan pangkat, akan kita proses itu," ujarnya.
Berdasarkan hasil survei Global Firepower (GFP) pada 2019, Indonesia berada di peringkat 15 sebagai negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia. Salah satunya berkat dukungan lima kapal selam, termasuk KRI Nanggala.