Terinfeksi Covid-19 Lebih Berisiko Daripada Efek Samping AstraZeneca

Agatha Olivia Victoria
20 Juni 2021, 20:27
astrazeneca, vaksin astrazeneca, efeksamping astrazeneca
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Inggris saat ini tak menyarankan warga berusia di bawah 40 tahun untuk menerima vaksin AstraZeneca.

Risiko mengalami gejala yang parah akibat Covid-19 lebih tinggi dibandingkan kemungkinan pembekuan darah sebagai efek samping dari vaksin AstraZeneca. Persatuan dokter Jantung dan penyakit dalam di Indonesia pun telah memberikan rekomendasi terkait keamanan vaksin buatan Inggris ini.

Berdasarkan analisis Financial Times yang dibuat dari data infeksi terbaru di Inggris pada pekan pertama Juni, peluang orang yang berusia 30 tahun hingga 39 tahun dirawat di perawatan intensif selama 16 pekan naik dari 1,9 per 100 ribu orang. Sementara risiko efek samping vaksin Astrazeneca yang disebut trombosis sibus sereblal adalah sekitar 1,5 per 100 ribu orang.

Advertisement

Ketika komite bersama Pemerintah Inggris untuk vaksinasi dan imunisasi pada Mei menyarankan bahwa orang berusia di bawah 40 tahun tidak boleh ditawari suntikan AstraZeneca karena masalah pembekuan darah, risiko masuk ICU karena Covid-19 untuk kelompok usia tersebut hanya 0,8 per 100 ribu orang.

Namun, perhitungan risiko tersebut tidak mempertimbangkan manfaat tambahan vaksinasi, seperti kemungkinan perawatan Covid-9 yang lebih lama dan risiko bahaya parah dari vaksin tetap sangat rendah.

Analisis Financial Time menunjukkan bahwa peningkatan infeksi di antara kaum muda di tengah penularan varian Delta kemungkinan mengarahkan analisis untuk kembali menggunakan vaksin AstraZeneca untuk warga berusia di bawah 40 tahun. Ini karena beberapa petugas kesehatan mengeluhkan kekurangan vaksin selain AstraZeneca.

Gambaran risiko Covid-19 terhadap orang yang berusia di bawah 30-an juga berubah dalam beberapa pekan terakhir. Namun, analisis FT menunjukkan bahwa orang berusia 20-29 masih lebih baik mendapatkan vaksin Covid-19. Peluang mereka untuk dirawat di perawatan intensif karena Covid-19 adalah sekitar 0,8 per 100 ribu orang, naik dari 0,2 per 100 ribu orang pada April, tetapi risiko pembekuan darah akibat vaksin adalah 1,9 per 100 ribu orang.

Sebanyak 11.007 kasus baru virus Corona bari dilaporkan di Inggris pada kamis (17/6), tertinggi sejak Februari dan meningkat lebih dari 33% selama sepekan terakhir.

Varian Delta yang muncul di tengah keterbatasan pasokan vaksin BioNTech/Pfizer mengubah gambaran risiko. Vaksin asal AS itu dimaksudkan untuk memvaksinasi setidaknya tiga perempat dari anak berusia 18 hingga 39 tahun.

Peningkatan kasus juga tengah terjadi di Indonesia. Kasus baru Covid-19 pada Kamis (20/6) mencapai 13.737 kasus. Lonjakan kasus terutama terjadi di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

Untuk itu, pemerintah tengah mempercepat upaya vaksinasi terhadap seluruh warga berusia di atas 18 tahun ke atas. Vaksin yang dipergunakan pemerintah adalah Sinovac dan AstraZeneca.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardivaskuler Indonesia (PERKI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) telah memberikan rekomendasi terkait penggunaan vaksin AstraZeneca. Menurut kedua perhimpunan dokter spesiallis tersebut vaksin AstraZeneca memiliki efektivitas yang baik dan telah mendapat persetujuan untuk pencegahan penularan Covid-19.

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement