Cerita Budi Gunadi dari G20: Mayoritas Menkes yang Datang Bukan Dokter

Agustiyanti
18 September 2021, 11:59
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan pemaparan terkait upaya pemerintah mendorong vaksinasi dan mengendalikan Covid-19 dalam Wealth Wisdom 2021 yang diselenggarakan Bank Permata bekerja sama dengan Katadata, Sabtu (15/9).
Youtube/PermataBank
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan pemaparan terkait upaya pemerintah mendorong vaksinasi dan mengendalikan Covid-19 dalam Wealth Wisdom 2021 yang diselenggarakan Bank Permata bekerja sama dengan Katadata, Sabtu (15/9).

Budi Gunadi Sadikin menjadi menteri kesehatan pertama di Indonesia yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dokter. Namun, Budi mengatakan, banyak menkes di negara lain, terutama anggota kelompok G20 yang tidak memiliki latar belakang dokter. 

“Yang menarik dalam pertemuan 20 menteri kesehatan negara G20, hanya satu berlatar belakang medis dan satu dokter gigi. Yang lain tidak memiliki latar bekalang medis,” ujar Budi Gunadi dalam Wealth Wisdom 2021: How To Live With Covid-19 in The Long Run, Sabtu (18/9). 

Budi merasa tak sendirian lantaran bukan satu-satunya menteri tanpa latar belakang medis dalam pertemuan G20 yang dihadirinya pekan ini. “Menkes dari Inggris, Italia, Jerman, Amerika, Belanda latar belakangnya bermacam-macam. Memang belum ketemu alumni fisika juga tapi banyak yang latar belakangnya bukan dokter,” kata Budi. 

Budi menghadiri pertemuan Menkes negara-negara G-20 pada 5 sampai 6 September di Roma, Italia. Dalam agenda tersebut, Budi sempat menyampaikan tiga pandangannya agar dunia terhindar dari pandemi semacam Covid-19 di masa depan. Pertama, Budi mengajak seluruh negara berbagi data secara terbuka. Dalam kaitannya dengan Covid-19, Indonesia telah berbagi data genome urutan virus lewat platform Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID).

 

Pertama, ia mengajak seluruh negara berbagi data secara terbuka. Dalam kaitannya dengan Covid-19, Indonesia telah berbagi data genome urutan virus lewat platform Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID).

Kedua adalah membekali masyarakat agar cepat merespons ancaman kesehatan baik itu yang datang dari manusia, hewan, atau tumbuhan. Hal tersebut juga perlu didukung oleh payung hukum dan edukasi. "Peran masyarakat yang berinteraksi erat dengan satwa liar penting untuk mencegah dan menahan wabah," katanya.

Ketiga, mewujudkan kebijakan yang jelas dalam mengatasi resistensi antimikroba. Dalam hal ini penting untuk mencari jalan keluar pendanaan untuk mengembangkan antibiotik baru. "Sangat penting bagi kita mengamankan pendanaan untuk penelitian dalam memerangi ressitensi antimikroba," kata Budi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...