Sinyal Bank Sentral Cina Melonggarkan Moneter di Tengah Ekonomi Lesu

Agustiyanti
22 November 2021, 19:25
ekonomi cina, pertumbuhan ekonomi cina, cina, ekonomi cina lesu, kebijakan moneter
ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/aww.
Ilustrasi. Ekonomi Cina melambat sejak kuartal kedua tahun ini setelah mencapai puncaknya pada kuartal pertama tahun lalu dengan pertumbuhan mencapai 18%.

Bank Sentral Cina (People Bank of China/PBoC) mengisyaratkan kemungkinan langkah-langkah pelonggaran moneter yang akan dilakukan untuk membantu pemulihan ekonomi setelah penurunan tajam dalam beberapa bulan terakhir akibat kemerosotan sektor properti. 

Mengutip Blomberg, PBoC dalam laporan kebijakan moneter kuartalan terbaru yang diterbitkan akhir pekan lalu menghapus beberapa frasa kunci yang sering kali disebutkan dalam pengumuman kebijakannya, antara lain bertahan dengan 'kebijakan moneter normal'. 

Advertisement

Beberapa bank besar seperti Citigroup Inc, Nomura Holding Inc, dan Goldman Sachs Group Inc menilai hal ini menunjukkan pergeseran sikap PBoC untuk lebih memberikan dorongan kepada perekonomian. 

Laporan tersebut menghapus frasa yang ada dalam laporan kuartal sebelumnya yakni bahwa Bank Sentral akan berupaya mengendalikan pasokan uang dan berjanji tidak membanjiri ekonomi dengan stimulus. Penghapusan frasa ini dinilai memberikan sinyal akan ada lebih banyak dukungan dari PBoC untuk menggelontorkan kredit dalam beberapa bulan ke depan. 

“Kami berharap Beijing sacara signifikan meningkatkan pelonggaran moneter dan stimulus fiskal untuk melawan tekanan ke bawah yang meningkat,” kata Lu Ting dari Nomura dalam risetnya yang dirilis Minggu (21/11). 

Prospek PBoC yang lebih dovish sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi yang menjadi perhatian beberapa pejabat baru-baru ini. Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan dalam sebuah seminar pada Jumat (19/11) mengatakan bahwa Cina masih menghadapi banyak tantangan dalam menjaga ekonomi tetap stabil, meskipun tujuan tahun ini kemungkinan akan tercapai.

Liu Shijin, yang menduduki posisi di komite kebijakan moneter bank sentral, juga mengatakan dalam forum online hari Minggu bahwa ekonomi dapat memasuki periode stagflasi semu, yang harus mendapat perhatian jika itu terjadi.

Sementara itu, Larry Hu dari Macquarie Group Ltd mengatakan, kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan  ekonomi meningkat di antara para teknokrat di berbagai lembaga pemerintah Cina. Namun, menurut dia, kuncinya sebenarnya adalah apakah para pemimpin yang berada di posisi paling atas juga memiliki pandangan seperti itu.”

“Pertemuan pada Desember dan Konferensi Kerja Ekonomi Pusat Partai Komunis yang dijadwalkan pada bulan yang sama, akan memberikan lebih banyak petunjuk,” katanya.

Sejumlah lembaga memproyeksi ekonomi Cina pada tahun depan dapat tumbuh di bawah 5%, seiring dengan tekad pemerintah untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada sektor properti. Dalam laporan kuartalannya, PBOC mengatakan bahwa pemulihan ekonomi menghadapi pembatasan dari faktor sementara, struktural dan siklus, sehingga menjadi sulit untuk mempertahankan ekonomi yang stabil.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement