WHO: Terlalu Cepat Memperlakukan Omicron Seperti Flu

Rizky Alika
12 Januari 2022, 09:46
omicron, varian omicron, who, flu
ANTARA FOTO/Fauzan/nym.
Ilustrasi. Kementerian Kesehatan memperkirakan puncak kasus varian Omicron di Indonesia terjadi pada Februari 2022.

Varian Omicron menginfeksi lebih dari setengah orang Eropa dan diduga kuat memiliki gejala yang lebih ringan dibandingkan varian Covid-19 lainnya. Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Omicron semestinya belum dilihat sebagai penyakit endemik seperti flu.

Petugas darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood mengatakan endemisitas membutuhkan transmisi yang stabil dan dapat diprediksi.

"Kami masih memiliki sejumlah besar ketidakpastian dan virus yang berkembang cukup cepat, memberikan tantangan baru. Kami tentu tidak dapat menyebutnya endemik," kata Smallwood, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/1).

"Ini mungkin menjadi endemik pada waktunya, tetapi agak sulit untuk menetapkannya hingga 2022," ujar dia.

Sejumlah bukti menunjukkan Omicron lebih mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas dibandingkan paru-paru. Oleh karena itu, gejala Omicron lebih ringan daripada varian sebelumnya. Namun, WHO memperingatkan perlu lebih banyak penelitian untuk membuktikan hal ini.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez memperkirakan sudah waktunya untuk mengubah cara melacak evolusi Covid-19 dengan metode yang mirip dengan flu. Hal ini lantaran tingkat kematian akibat corona telah menurun.

Metode ini berarti memperlakukan virus sebagai penyakit endemik dengan tidak mencatat setiap kasus dan tidak menguji semua orang yang menunjukkan gejala.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...