Ibu Kota Negara Pindah, Anies: Jakarta Tetap Jadi Pusat Perekonomian
Pemerintah bersiap memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan mulai 2024 sesuai dengan Undang-undang Ibu Kota Negara yang telah disahkan DPR. Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menegaskan, Jakarta tetap akan menjadi pusat perekonomian meski tak lagi menjadi ibu kota negara nantinya.
"IKN kan sudah jadi Undang-undang. Yang jelas, Jakarta akan terus menjadi pusat perekonomian," tegas Anies seusai menghadiri dialog di Hotel Claro Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/1).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyatakan Jakarta akan tetap menjadi pusat dari berbagai hal meski tak lagi jadi Ibu Kota Negara. "Jakarta menjadi pusat kegiatan kebudayaan, dan akan menjadi simpul dari bangsa Indonesia, itu tetap," kata mantan Rektor Universitas Paramadina ini.
Ia memastikan pembangunan di Jakarta masih tetap akan berjalan. Pemerintah Provinsi akan terus memastikan persoalan terutama terkait infrastruktur di Jakarta dapat diselesaikan.
Anies pun menegaskan akan fokus menyelesaikan pejerkaannya hingga masa kerjanya selesai. Jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada Oktober tahun 2022. "Jadi selama delapan bulan ke depan, fokusnya adalah, memastikan semua rencana program, semua kegiatan, bisa tuntas. Saat ini fokusnya 100 persen untuk Jakarta," kata Anies yang digadang-gadang maju sebagai Calon Presiden 2024.
Presiden Joko Widodo sebelumnya berharap ibu kota negara yang baru di Kalimantan bukan sekadar kota yang berisi kantor-kantor pemerintah. Ia menginginkan ibu kota baru menjadi bagian transformasi besar-besaran. Adapun, ibu kota baru nanti akan menjadi kota pintar yang kompetitif di tingkat global.
"Kami ingin membangun sebuah new smart metropolis yang mampu menjadi magnet, global talent magnet, jadi pusat inovasi," kata Jokowi pada Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Senin (17/1).
Ibu kota baru juga diharapkan menjadi lokomotif baru untuk transformasi negara. Dengan demikian, ibu kota baru itu bisa mendukung Indonesia yang berbasis inovasi, tekonologi, dan ekonomi hijau. "Pembangunan ibu kota baru harus menjadi momentum untuk membangun kota yang sehat, kota yang efisien, kota yang produktif," ujar dia.