Pemerintah Perlu Gandeng Negara Tetangga Bangun Travel Bubble G20
Indonesia akan menggunakan skema travel bubble atau gelembung perjalanan dalam menggelar perhelatan Presidensi G20 pada tahun ini. Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan travel bubble yang akan diimplementasikan perlu dibangun melalui kerja sama antarnegara, terutama negara-negara ASEAN.
“Jangan berpikir seperti travel bubble dengan negara-negara luar, ini seharusnya dibangun bersama di dalam kawasan,” kata Dicky pada Kamis (3/2), seperti dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, pemerintah perlu menyusun strategi yang dapat disepakati untuk menciptakan konisi pandemi yang lebih aman dan terkendali. Untuk itu, menurut dia, penggunaan skema travel bubble dalam pelaksanaan perhelatan G20 perlu memperhatian beberapa indikator.
Travel bubble, menurut dia, dapat dibangun dengan kerja sama bersama negara-negara ASEAN, seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand dan Brunei Darussalam. “Dalam tata kelola global ini, kepercayaan menjadi penting. Kalau bicara ini, tentu yang jauh lebih mudah adalah dengan negara kawasan seperti ASEAN atau negara tetangga seperti Australia,” ujar pria yang juga Peneliti Pandemi dan Global Health Security.
Selain kepercayaan, menurut dia, travel bubble dibangun berdasarkan peluang kerja sama yang menguntungkan serta ketertarikan yang sama terhadap penanggulangan wabah.
Dicky mencontohkan halnya yang dilakukan Eropa dalam memulihkan ekonomi pada saat ajang Piala Eropa. Beberapa negara di Eropa bekerja sama membuat sebuah passport vaksin yang dapat digunakan jika ingin melakukan perjalanan antar negara, sehingga sektor wisata dapat pulih dengan aman.
"Ini yang bisa tiru. Sebetulnya di ASEAN juga lumayan padat meskipun Indonesia lumayan penduduknya. Tapi kalau bersama, tentu itu bisa jauh lebih baik," kata Dicky.
Pemerintah, menurut dia, juga dapat mengajak sejumlah negara tetangga untuk membangun strategi yang dapat mencegah terjadinya infeksi lebih meluas baik akibat Covid-19 maupun wabah penyakit menular lainnya.
Dengan demikian, dia menyarankan pemerintah membangun travel bubble yang aman bersama dengan negara seperti Australia, Singapura atau bahkan Thailand terlebih dahulu, sebelum melangkah bersama negara yang berlokasi lebih jauh seperti Turki dan Skandinavia.
“Inilah mutual interest, sehingga kalau kita mengajak negara-negara yang memiliki ketertarikan yang sama, itu akan jauh lebih mudah. Saya kira kita harus lakukan ini dan sudah saya sampaikan selaku Penasehat Sandiaga Uno. Tapi presiden harus tahu sekali dan menjadi hal yang kita pilih,” tegasnya.
Travel bubble merupakan kesepakatan antara dua atau lebih negara untuk mengontrol dan memutus penyebaran Covid-19 dengan memberikan batasan tertentu pada perjalanan lintas negara dengan menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.