Ekonomi Cina Hadapi Pukulan Baru dari Lockdown Dua Tahap di Shanghai

Agustiyanti
28 Maret 2022, 16:29
shanghai, ekonomi cina, lockdown shanghai, pandemi covid-19
ANTARA FOTOREUTERS/Aly Song/PRAS/dj
Aly Song Seorang lelaki dan seorang wanita memakai alat pelindung diri saat berbincang melalui pagar pembatas sebuah wilayah dalam penguncian, ditengah pandemi virus corona (COVID-19), di Shanghai, China, Sabtu (26/3/2022).

Langkah karantina atau lockdown dua fase yang diberlakukan pemerintah Cina terhadap kota Shanghai akan memberikan pukulan berat bagi konsumsi masyarakat dan bisnis yang bergantung terhadapnya. Ekonomi Cina diperkirakan akan terpangkas 0,4% pada kuartal pertama dan kedua tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Karantina Shanghai dilakukan dalam dua tahap. Pembatasan di sisi kota di sebelah timur Sungai Huangpu akan berlangsung mulai hari ini (28/3) hingga  28 Maret 2022 hingga Jumat (1/4), sedangkan pembatasan sisi barat Sungai Huangpu akan berlangsung sejak Jumat (1/4) hingga Selasa (5/4).

Mengutip Bloomberg, ekonom Cina di NatWest Group Plc Liu Peiqian menilai, pembatasan yang menargetkan separuh penduduk kota tirai meninggalkan rumah demi mencegah penyebaran Covid-19 berpotensi merugikan industri jasa dan usaha kecil. 

Liu yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina dapat mencapai 4,7% pada kuartal pertama tahun ini memperkirakan pemulihan pada sektor jasa dan konsumsi dapat berlangsung selama delapan minggu sejak pembatasan dibuka kembali. 

Sebagai pusat keuangan dan perdagangan utama, Shanghai berkontribusi 3,8% terhadap PDB negara itu. Berdasarkan data Biro Statistik Nasional Cina, Shanghai juga merupakan kota terkaya kedua setelah Beijing.

Para ekonom telah menurunkan perkiraan pertumbuhan Cina untuk tahun ini karena kenaikan kasus Covid-19 akibat penyebaran Omicron. Indikator frekuensi tinggi dan pernyataan perusahaan yang dirilis sejauh ini menunjukkan kemungkinan pukulan sementara terhadap produksi pabrik karena pemerintah mencoba meminimalkan dampak tersebut. 

Namun demikian, kerusakan pada sentimen konsumen mungkin lebih bertahan lama. Kondisi ini mengancam proyeksi pertumbuhan ekonomi Cina sesuai target pemerintah sebesar 5,5%.

“Penyebaran Covid-19 menekan kepercayaan dan ekspektasi orang untuk berbelanja,” kata Bruce Pang, kepala penelitian makro dan strategi di China Renaissance Securities Hong Kong, Senin (28/3). 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...