Mengapa Cina Masih Mengejar Nol Kasus saat Banyak Negara Masuk Endemi?

Agustiyanti
10 April 2022, 13:09
cina, covid-19, nol kasus covid-19, pandemi, endemi
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/pras/cf
Ilustrasi. Ekonomi Cina pada tahun ini diperkirakan tertekan akibat kasus Covid-19 dan dampak invasi Rusia ke Ukraina.

Banyak negara yang sudah mulai berdamai dengan Covid-19 dan bergeser ke fase endemi. Namun, Cina yang dipercaya merupakan tempat awal virus menyebar masih berpegang pada kebijakan untuk mengejar nol kasus Covid-19. 

Populasi Cina telah membangun tingkat perlindungan yang besar melalui infeksi dan vaksinasi. Namun, pejabat Cina mengatakan vaksin saja tidak cukup dan pembatasan ketat yang ditujukan untuk memusnahkan virus dibutuhkan untuk menghindari bencana perawatan kesehatan. 

Mengutip Bloomberg, Presiden Xi Jinping telah berjanji untuk mencoba mengurangi dampak ekonomi dari strategi tersebut, yang juga diikuti oleh Hong Kong. Meski demikian, gejolak yang terus berlanjut tahun ini, termasuk di ibu kota keuangan Shanghai menguji kebijakan tersebut. 

Apakah kebijakan Covid Zero berarti nol kasus?

Idealnya demikian. Persepsi Beijing tentang Covid-19 tidak banyak berubah sejak virus pertama kali muncul di pusat kota Wuhan di Cina. Beijing menganggap Covid-19 adalah ancaman kesehatan masyarakat yang harus dihilangkan dengan cara apa pun, apakah itu menyebar melalui manusia, hewan, atau mengintai di makanan beku atau surat dari luar negeri. Untuk mencapai ini, China membutuhkan setidaknya dua minggu karantina bagi siapa pun yang datang dari negara lain.

Di dalam negeri, bahkan gejolak sekecil apa pun disambut dengan rentetan pengujian yang ditargetkan, pelacakan kontak, dan karantina untuk menghentikannya sejak awal, dengan penguncian di seluruh kota sebagai upaya terakhir. 

Pendekatan, yang dikenal sebagai "pembersihan dinamis", mengakui bahwa infeksi terjadi tetapi bertujuan untuk menghentikan penularan virus. Varian delta dan omicron yang sangat menular telah mempersulit China, yang belum pernah sehari pun melaporkan nol kasus lokal baru sejak Oktober. 

Pada April, penghitungan harian mencapai 20.000, melampaui jumlah yang ditemukan pada hari-hari awal pandemi di negara tersebut, sebelum pengujian tersedia dengan mudah.

2. Mengapa China berpegang teguh pada kebijakan tersebut?

Dalam perhitungan Cina, manfaat kebijakan ini lebih besar daripada biayanya. Pemerintah Cina memperkirakan strategi tersebut telah menghindari 1 juta kematian dan 50 juta penyakit. Kurang dari 5.000 orang telah meninggal karena Covid di Cina, sebagian besar terjadi selama penyebaran awal virus. 

Sementara di AS yang memiliki populasi tak mencapai seperempat Cina, angka kematian akibat Covid-19 mencapai 900 ribu. Beijing telah menggunakan angka-angka itu untuk menggambarkan sistem pemerintahannya lebih unggul. 

Kebijakan nol kasus Covid-19 juga memungkinkan ekonomi Cina yang merupakan terbesar kedua di dunia, untuk tumbuh saat ekonomi utama lainnya mengalami kontraksi pada 2020. Pertumbuhan berlanjut tahun lalu, tetapi diperkirakan turun lebih dalam pada 2022 dibandingkan perkiraan awal. Selain karena Covid-19, ada dampak invasi Rusia ke Ukraina. 

Adapun kondisi perlambatan ekonomi mendorong Cina untuk bereksperimen dengan sistem loop tertutup untuk memungkinkan beberapa pabrik tetap beroperasi selama wabah. Pekerja secara efektif dimasukkan ke dalam gelembung, di angkut antara asrama yang dikelola perusahaan dan pabrik atau tidur di lantai di tempat kerja dengan pengujian rutin dan pemeriksaan suhu. 

“Cina akan berusaha untuk mencapai efek pencegahan dan pengendalian maksimum dengan biaya paling rendah dan meminimalkan dampak epidemi pada pembangunan ekonomi dan sosial,” kata Xi pada Maret.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...