Bursa Saham Wall Street Menghijau, Nasdaq Naik Empat Hari Beruntun
Bursa saham Wall Street menghijau pada perdagangan Rabu (11/1) ditopang kepercayaan diri investor bahwa indeks harga konsumen akan melandai pada Desember sehingga The Federal Reserve tak akan agresif menaikkan bunga.
Mengutip CNBC, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,8% ke level 33.973,01. S&P 500 naik 1,28% menjadi 3.969,61, dan Nasdaq Composite melonjak 1,76% ke level 10.931,67.
Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan inflasi Amerika Serikat secara bulanan hanya akan mencapai 0,1%. Namun, mencapai 6,5% secara tahunan. Inflasi inti yang tidak termasuk harga pangan dan energi diperkirakan lebih tinggi secara bulanan yakni 0,3%, tetapi lebih rendah secara tahunan sebesar 5,7%.
“Ini benar-benar tentang bagaimana inflasi pada bulan lalu akan mempengaruhi,” kata Daniel Eye, kepala investasi di Fort Pitt Capital Group.
Kinerja bursa saham pada Rabu mendorong reli empat hari pertama untuk Nasdaq sejak September. Indeks yang kebanyakan terdiri dari saham teknologi ini naik pada pekan ini karena investor mulai mengoleksi saham teknologi yang sudah murah. Mereka memperkirakan kinerjanya akan lebih baik jika The Fed mulai melonggarkan kebijakan suku bunga.
"Saat kita mendekati akhir dari kenaikan suku bunga yang dilakukan Fed ini, saham teknologi seharusnya reli," kata Gina Bolvin, Presiden Bolvin Wealth Management Group.
Setelah rilis data inflasi, pergerakan saham kemungkinan akan dipengaruhi hasil kuartalan bank besar pada hari Jumat (13/1) yang memulai musim pendapatan baru.
Mengutip Reuters, bank-bank terbesar AS, yang memulai musim akhir pekan ini, diperkirakan akan melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih rendah karena risiko kenaikan resesi akibat pengetatan kebijakan moneter.
Goldman Sachs (GS.N) berencana melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada ribuan karyawan pada Rabu guna memangkas biaya. Saham Goldman Sachs berakhir naik 2%.
Sementara saham perusahaan retail Bed Bath & Beyond Inc (BBBY.O) telah melesat 68,6% meskipun hasil kuartalan suram. Beberapa investor berspekulasi perusahaan ini bisa menjadi target akuisisi potensial.