56 Ribu Ton Kedelai Impor dari AS Masuk Indonesia, Dijual Rp 12.000/kg

Nadya Zahira
16 Januari 2023, 08:48
kedelai, kedelai impor, amerika serikat, impor
ANTARA FOTO/Yudi/Lmo/hp.
Pekerja membuat tempe dari kedelai impor di Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (10/1/2023). Harga kedelai impor yang terus merangkak naik dalam sebulan terakhir dan kini mencapai kisaran Rp12.000 per kilogram membuat pengusaha tempet setempat menaikan harga jual tempe.

Sebanyak 56 ribu ton kedelai impor asal Amerika Serikat masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Cigading, Banten pada Minggu (15/1). Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Parasetyo Adi mengatakan, kedelai impor  tersebut akan dijual dengan harga Rp 12.000 per kilogram. 

Harga tersebut mengacu kepada Harga Acuan Penjualan (HAP) kedelai di tingkat konsumen sesuai dengan Peraturan Badan Pangan (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2022. Dalam Perbadan tersebut, HAP kedelai di tingkat konsumen ditetapkan Rp 11.400 per kg untuk kedelai lokal dan Rp 12.000 per kg untuk kedelai impor.

“Kedelai tersebut akan dijual sesuai HAP kepada para perajin tahu dan tempe sebagai konsumen utama dan terbesar kedelai. Dengan masuknya kedelai yang baru tiba ini, harganya sudah Rp 12.000 per kilogram," ujar Arief melalui keterangan resminya, yang dikutip pada Senin (16/1).

Arief mengatakan, ketersediaan komoditas kedelai dengan harga terjangkau ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga pangan berbahan dasar kedelai, seperti tahu dan tempe. Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah menjaga daya beli masyarakat sebagai bagian dari pengendalian inflasi.

"Pada Desember 2022 ini inflasi kita secara tahunan (yoy) mencapai 5,51%, komoditas kedelai tidak masuk dalam daftar penyumbang utama inflasi bulanan namun demikian kita harus jaga hargannya tetap stabil,” ujarnya.

Arief menegaskan, kedelai ini harus segera didistribusikan kepada perajin tahu dan tempe kedelai. Ia pun meminta bantuan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Bulog, dan RNI.

"Ini waktunya kolaborasi,  antara pemerintah dengan sektor bisnis," ujarnya.

Arief menjelaskan, kedelai impor sangat dibutuhkan dan ditunggu para pelaku usaha, terutama perajin tahu dan tempe. Ini karena produksi kedelai nasional masih belum dapat memenuhi seluruh permintaan dalam negeri. Berdasarkan Prognosa Neraca Pangan yang dihimpun Bapanas, produksi kedelai dalam negeri  pada 2023 hanya mencapai 289 ribu ton per bulan, sedangkan kebutuhannya sekitar 248 ribu ton. 

“Kedatangan kedelai dari luar ini bukan berarti menunjukan kita pro impor. Kondisinya sekarang produksi dalam negeri masih belum mencukupi, maka pemerintah harus menyiapkan solusinya,” katanya.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...