Bandara Dhoho Kediri Sudah Bisa Beroperasi, Tapi Tunggu Maskapai Siap
Kementerian Perhubungan memastikan Bandara Internasional Dhoho di Kediri, Jawa Timur sudah siap beroperasi. Namun, operasional bandara masih menunggu kesiapan maskapai yang akan melayani rute penerbangan dari dan ke Kediri.
Konstruksi Bandara Dhoho telah rampung rampung dan selesai dikalibrasi pada akhir tahun lalu. operator bandara tersebut adalah PT Angkasa Pura I, sementara maskapai yang berencana masuk perdana adalah PT Super Air Jet.
"Saat ini belum ada maskapai di Bandara Dhoho. Maskapai harus siap secara komersial. Bandaranya sudah dikalibrasi dan sertifikasi sudah selesai," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati di Gedung DPR, Kamis (18/1).
Adita mengakui pihaknya berharap agar bandara tersebut dapat beroperasi optimal sesegera mungkin. "Namun, sekali lagi, tergantung kesiapan maskapai," ujarnya.
Bandara Dhoho akan menjadi bandara internasional kedua di Jawa Timur. Lima maskapai, Super Air Z, Lion Air, Batik Air, Sriwijaya Air, dan Citilink rencananya akan terbang dari dan menuju bandara ini pada tahap awal operasionalnya.
Sekretaris Jenderal Kemenhub Novie Riyanto sebelumnya menyampaikan Angkasa Pura I AP I sedang berkoordinasi dalam menyediakan penerbangan internasional, khususnya haji dan umrah. Novie mengatakan, langkah tersebut penting mengingat Bandara Internasional Juanda di Surabaya tidak melayani pesawat berbadan lebar jarak jauh.
Bandara Dhoho dapat melayani pesawat berbadan lebar jarak jauh seperti Boeing 777. Pembangunannya murni menggunakan dana pihak swasta, yakni PT Gudang Garam Tbk, senilai Rp 13 triliun dan ditargetkan beroperasi pada awal tahun ini.
Dhoho memiliki jalur perpindahan pesawat atau taxiway sepanjang 306 meter kali 32 meter dan 438 meter kali 32 meter. Gedung terminalnya memiliki luas 18.224 meter persegi sehingga dapat menampung 1,5 juta orang per tahun.
Bandara Dhoho diharapkan dapat menjadi bandara pengumpan di jalur Selatan Jawa yang melayani penerbangan domestik khususnya untuk masyarakat di 7 (tujuh) kabupaten antara lain: wilayah Kabupaten dan Kota Blitar, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung.