Sekjen PBB Minta Amerika Dkk Tak Setop Bantuan UNRWA Palestina
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) sebagai tulang punggung semua respons kemanusiaan di Gaza, Palestina. Ia mengimbau semua negara untuk menjamin kelangsungan upaya penyelamatan nyawa UNRWA di tengah aksi sejumlah negara yang menyetop bantuan ke lembaga tersebut.
Amerika Serikat yang menjadi donor terbesar bagi Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina wilayah Timuruntuk sementara menghentikan pendanaannya bersama dengan beberapa negara lainnya. Penghentian bantuan dilakukan setelah Israel menuduh beberapa staf badan tersebut ikut serta dalam serangan 7 Oktober oleh Israel oleh militan Hamas.
“Saya secara pribadi merasa ngeri dengan tuduhan-tuduhan ini,” kata Guterres kepada Komite Penerapan Hak-Hak Rakyat Palestina.
Ia bercerita telah bertemu dengan para donor untuk mendengarkan kekhawatiran mereka dan menguraikan langkah-langkah yang kami ambil untuk mengatasinya.
Tuduhan tersebut muncul ke publik pada Jumat (26/1) ketika UNRWA mengumumkan telah memecat beberapa stafnya setelah Israel memberikan informasi kepada badan tersebut. Guterres mengatakan pada Minggu (28/2) bahwa dari 12 orang yang terlibat, sembilan orang telah dipecat, satu orang tewas, dan identitas dua orang lainnya sedang diklarifikasi.
Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB di Gaza pada hari Rabu, Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths menekankan pentingnya UNRWA.
“Sederhana dan terus terang, respons kemanusiaan kita terhadap wilayah Palestina yang diduduki bergantung sepenuhnya pada pendanaan dan operasional UNRWA yang memadai,” kata Griffiths kepada dewan beranggotakan 15 orang itu.
Ia menekankan pentingnya layanan penyelamatan nyawa UNRWA kepada lebih dari tiga perempat penduduk Gaza tidak boleh dirusak oleh dugaan tindakan beberapa orang. "Ini adalah masalah disproporsi yang luar biasa,” katanya.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada dewan bahwa keputusan Washington untuk menghentikan sementara pendanaan dibuat secara independen dari donor lain. "Kita perlu melihat perubahan mendasar di UNRWA untuk mencegah hal ini terjadi lagi,” katanya.
Sebuah dokumen intelijen Israel, yang dilihat oleh Reuters pada hari Senin, memuat tuduhan bahwa beberapa staf UNRWA ikut serta dalam penculikan dan pembunuhan selama serangan 7 Oktober yang memicu perang Gaza dan menuduh sekitar 190 karyawan UNRWA merangkap sebagai militan Hamas atau Jihad Islam.
Palestina menuduh Israel memalsukan informasi untuk mencoreng UNRWA.
UNRWA mempekerjakan 13.000 orang di Gaza, menjalankan sekolah, klinik kesehatan dasar dan layanan sosial lainnya, serta mendistribusikan bantuan kemanusiaan. “Sistem kemanusiaan di Gaza sedang runtuh. Saya sangat prihatin dengan kondisi tidak manusiawi yang dihadapi oleh 2,2 juta penduduk Gaza, ketika mereka berjuang untuk bertahan hidup tanpa kebutuhan dasar apa pun,” kata Guterres.