Akuisisi Fitbit, Eropa Peringatkan Google soal Keamanan Data
Dewan Perlindungan Data Eropa atau EDPB memperingatkan Google terkait resiko pelanggaran privasi data dari langkah akuisisinya terhadap perusahaan pelacak kebugaran Fitbit.
Langkah akusisi Google pada Fitbit merupakan bagian dari pengembangan sektor layanan kesehatan dengan menambahkan data lebih dari 28 juta pengguna Fitbit. Fitbit bisa memonitor data harian pengguna mulai dari kalori yang terbakar, jarak yang ditempuh, sampai detak jantung.
"Kemungkinan kombinasi lebih lanjut dan akumulasi data pribadi yang sensitif mengenai orang-orang di Eropa oleh perusahaan teknologi besar dapat menimbulkan tingkat risiko tinggi terhadap privasi," kata EDPB seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (21/2).
(Baca: Google Sebut Tenaga Kerja Digital Bakal Sumbang PDB Rp 4,2 T pada 2030)
Akuisisi Google pada Fitbit sebenarnya sudah dilakukan pada November tahun lalu. Google merogoh kocek senilai US$ 2,1 miliar atau Rp 29 triliun untuk akusisi itu.
Meski demikian, menurut EDPB, perusahaan seperti Google dan Fitbit harus mengurangi risiko yang mungkin terjadi terhadap hak privasi dan perlindungan data sebelum akusisi dilakukan. "Regulator data siap berkontribusi" menurut EDPB.
Seperti dilansir Gizmodo, EDPB juga ingin menunjukkan bahwa akusisi Google pada Fitbit harus mematuhi Peraturan Perlindungan Data Umum atau General Data Protection Regulation Uni Eropa. Google pun menanggapi dan mengaku akan transparan mengenai keamanan data dari akuisisinya pada Fitbit.
(Baca: Gim Dreadout 2 Rilis, Tawarkan Lebih Banyak Aksi Horor)
"Kami tidak akan pernah menjual informasi pribadi kepada siapa pun. Data kesehatan dan kebugaran Fitbit tidak akan digunakan untuk iklan Google. Dan kami akan memberikan pengguna Fitbit pilihan untuk meninjau, memindahkan, atau menghapus data mereka," kata Google seperti dilansir Gizmodo.
Ada kekhawatiran yang meningkat di Eropa pada perusahaan teknologi skala besar dalam menjalankan bisnisnya. Tahun lalu, Perancis mendenda Google sebesar US$ 57 juta atau Rp 786 miliar karena persyaratan privasi yang tidak jelas.
Di Amerika Serikat, kesepakatan akuisisi itu juga menghadapi pengawasan dari Departemen Kehakiman. Belum lagi, Google saat ini menghadapi banyak pertanyaan terkait anti monopoli.