Pendapatan Tiktok Capai Ratusan Juta Dolar pada 2019

Cindy Mutia Annur
6 Januari 2020, 10:28
tiktok, pendapatan, aplikasi, pendapatan tiktok, startup
123RF.com/Opturadesign
Ilustrasi aplikasi video musik TikTok. Pendapatan Tiktok mencapai US$ 50 juta pada kuartal IV 2019.

Startup yang melacak pendapatan dan penggunaan aplikasi selurer, Apptopia menyebut kenaikan pendapatan Tiktok pada kuartal keempat 2019 mencapai US$ 5o juta atau sekitar Rp 700 miliar. Pendapatan ini naik 310% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Dilansir dari TechCrunch, Sabtu (4/1), dengan pendapatan kuartal keempat tersebut, pendapatan Tiktok sepanjang tahun lalu berpotensi mencapai ratusan juta dolar. Pendapatan aplikasi sosial yang tengah populer ini telah masuk dalam skala materiel.

SensorTower, perusahaan bisnis intelijen aplikasi seluler, mengatakan kepada TechCrunch bahw pengeluaran bruto aplikasi TikTok mencapai  US$ 87 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun di kuartal keempat 2019. Sementara pendapatan bersih mencapai US$ 62 juta atau sekitar Rp 868 miliar di semua pasar App Store dan Google Play di seluruh dunia, tetapi tidak termasuk  Tiongkok.

(Baca: Melebihi Instagram, Pengguna TikTok Tembus 1,5 Miliar)

Adapun Data SensorTower's Randy Nelson mengatakan bahwa pertumbuhan TikTok pada kuartal IV 2019 mendekati 521%. 

TikTok adalah aplikasi yang sangat populer di kalangan remaja Amerika Serikat. Sebelumnya, aplikasi ini diluncurkan pada tahun 2017. Tidak lama setelahnya, TikTok digabung dengan perusahaan Amerika, Musical.ly, yang dibeli ByteDance dengan harga 1 miliar dolar Amerika Serikat.

(Baca: Setelah Instagram, Giliran TikTok Luncurkan Fitur Belanja)

Namun baru-baru ini, Angkatan Darat AS melarang para tentara menggunakan aplikasi tersebt dengan alasan keamanan. Ketegangan antara AS dan Tiongkok telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sebagian didorong oleh sikap pemerintahan Trump mengenai perdagangan, dan hal itu telah meluas ke sektor industri teknologi.

ByteDance adalah salah satu perusahaan teknologi dengan valuasi yang diperkirakan mencapai US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1,1 triliun seperti yang dilaporkan TechCrunch pada 2018. Dengan valuasi tersebut, perusahaan dinilai berpeluang melaksanakan penjualan saham perdana ke publik atau IPO pada 2020.

Reporter: Cindy Mutia Annur
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...