Fintech Payfazz Kantongi Pendanaan Rp 765 Miliar

Cindy Mutia Annur
7 Juli 2020, 12:33
Payfazz, pendanaan seri B, startup fintech, startup
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Startup financial technology Payfazz mengantongi pendanaan seri B senilai US$ 53 juta atau sekitar Rp 765 miliar.

Startup financial technology Payfazz mengantongi pendanaan seri B senilai US$ 53 juta atau sekitar Rp 765 miliar. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh dua investor Singapura, B Capital dan Insignia Ventures Partners. Investor sebelumnya, termasuk Tiger Global, Y Combinator dan ACE & Company, juga kembali untuk putaran pendanaan ini bersama investor baru lokal, yakni BRI Ventures.

Pendanaan terakhir Payfazz sebesar US$ 21 juta dalam Seri A pada September 2018, dipimpin oleh Tiger Global. Tercatat, dengan adanya pendanaan seri B kali ini, total pendanaan fintech telah mencapai lebih dari US$ 74 juta atau sekitar Rp 1,07 triliun.

Advertisement

Didirikan pada 2016 oleh Hendra Kwik, Jefriyanto Winata dan Ricky Winata, Payfazz adalah alumni program akselerator Y Combinator. Hingga saat ini, perusahaan telah melayani 10 juta pengguna aktif bulanan dan berencana untuk memperluas penawarannya untuk memasukkan lebih banyak produk keuangan digital di platformnya.

Co-Founder dan CEO Payfazz Hendra Kwik mengatakan, perusahaan menggunakan jaringan agen keuangan untuk menjangkau pelanggan karena banyak bank tidak membuka cabang di daerah pedesaan. Ini lantaran pedesaan dinilai kurang ekonomis bagi perbankan.

“Hal ini menyisakan kebutuhan perbankan yang sangat tidak terpenuhi dan kurang terlayani di daerah pedesaan, di mana akses perbankan sangat sulit," ujar Hendra dikutip dari TechCrunch, Selasa (7/7). 

(Baca: Fintech Pintek Gaet Startup Gredu untuk Perluas Pinjaman ke Sekolah )

Jaringan Payfazz saat ini  telah mencakup sekitar 250 ribu agen yang sebagian besar berlokasi di toko-toko kecil. Pengguna dapat menyetor uang tunai ke agen sehingga memiliki saldo yang dapat digunakan untuk membayar telepon, listrik, dan tagihan lainnya. Payfazz juga baru-baru ini meluncurkan pinjaman dan pembayaran untuk pengecer offline.

Hendra mengatakan, Payfazz membangun jaringan agen karena meski penetrasi telepon pintar atau smartphone di Indonesia tinggi, banyak orang belum pernah menggunakan layanan perbankan digital langsung sebelumnya. Para agen Payfazz, menurut dia, membantu membiasakan mereka dengan proses tersebut karena sebagian besar agennya berbasis di warung atau toko kelontong yang lebih mudah diakses oleh orang-orang di daerah pedesaan.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement