Cina Kian Gencar Tekan Alibaba dan Raksasa Teknologi hingga Akhir 2021
Tekanan dari pemerintah Cina terhadap Alibaba hingga Tencent kemungkinan akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Sejumlah pengetatan aturan akan diterapkan oleh regulator di Cina seperti masalah keamanan data hingga monopoli.
Mengutip South China Morning Post, pemerintah Cina telah mengkampanyekan berbagai kebijakan yang menekan perusahaan teknologi sejak paruh kedua sejak Juli. Pemerintah Cina telah mengawasi secara ketat Alibaba hingga Tencent dalam setahun terakhir.
Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) berencana memperpanjang tekanan serupa, setidaknya hingga akhir tahun ini. "Kami akan mengambil langkah-langkah yang ditargetkan untuk mendorong lingkungan pasar yang adil dan teratur," kata Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi Xiao Yaqing dikutip dari South China Morning Post pada Minggu (16/10).
Xiao mengatakan, pemerintahan akan terus meminta pertanggungjawaban perusahaan teknologi, memperkuat pengawasan, dan bekerja dengan badan pemerintah lainnya untuk mengelola industri teknologi.
Dalam kampanyenya, MIIT menyoroti sejumlah praktik, seperti keamanan data perusahaan teknologi, layanan dipersonalisasi, dan persaingan usaha.
Menurut Xiao, tekanan kepada perusahaan teknologi memberikan dampak yang baik. Sejak pengawasan berlaku tahun lalu, beberapa perusahaan teknologi raksasa di Cina telah mematuhi persyaratan sejumlah peraturan baru. Ini juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi bersaing satu sama lain.
Pada September 2021 misalnya, platform percakapan WeChat dari Tencent platform mulai mengizinkan pengguna untuk membuka tautan yang dibagikan dari platform pesaing mereka.
Alibaba juga mulai mengizinkan konsumen untuk menggunakan WeChat Pay di sejumlah platformnya untuk mengurangi praktik monopoli.
Sejumlah perusahaan teknologi pun telah menerima denda. Alibaba dan anak usaha Tencent, China Literature, dan Shenzhen Hive Box Technology misalnya menerima denda sebesar 1,5 juta yuan atau setara Rp 3,36 miliar pada akhir tahun lalu karena tidak melaporkan akuisisi.
Awal Maret lalu, Beijing kembali mendenda anak usaha Alibaba di bidang kebutuhan pokok atau groseri yakni Nice Tuan dan kepunyaan Tencent, Shixianghui. Perusahaan tersebut diketahui menerapkan skema pembelian berbasis komunitas yang dianggap bisa mengelabui konsumen agar membeli barang.
Di sisi lain, analis Jefferies Thomas Chong menilai, tekanan yang terus menerus berlangsung bagi perusahaan teknologi Cina membawa kekhawatiran investor. Hal ini menyebabkan penurunan harga saham Alibaba hingga Tencent.
CEO Kantor CIO Global Gary Dugan juga menduga, serangan regulasi dari pemerintah ini menekan perusahaan teknologi seperti Alibaba dan Tencent dalam jangka waktu yang lama. Tidak hanya itu, akan ada penambahan lebih banyak sektor yang menjadi sasaran tekanan Beijing.
"Ini kan menjadi waktu yang lama bagi investor untuk khawatir tentang perubahan yang tertunda," kata CEO Kantor CIO Global Gary Dugan pada Agustus (13/8).