RI Berpeluang Desak Negara Maju Sediakan Dana Perubahan Iklim US$100 M

Agustiyanti
9 Februari 2022, 16:08
G20, katadataG20, perubahan iklim, transisi energi
Katadata/Ameidyo Daud Nasution
Ilustrasi. Indonesia sebagai Ketua Presidensi G20 harus mampu mendorong negara maju seperti Cina, Amerika Serikat, maupun Eropa untuk segera menyediakan dana untuk mengatasi perubahan iklim.

Transisi energi akan menjadi salah satu fokus utama pembahasan G20 di bawah presidensi Indonesia pada tahun ini. Direktur Center of Sustainable Development Columbia University Jeffrey D. Sachs berharap Indonesia sebagai presidensi G20 dapat mendorong negara-negara maju menyediakan US$ 100 miliar atau setara Rp 1.440 triliun dalam rangka penanganan perubahan iklim.

"Sekarang, Indonesia memiliki kesempatan dengan kepemimpinan di G20 untuk mengatakan ke negara maju bahwa kita tidak bisa mengabaikan perubahan iklim. Anda (negara maju) harus membantu membayarnya,"  ujar Sachs dalam Mandiri Investment Forum 2022 di Jakarta, Rabu.

Sachs menyatakan negara maju turut menciptakan  emisi karbon ke dunia dengan berbagai inovasi teknologinya sehingga menyebabkan suhu global naik. Nanum, negara-negara maju hingga kini belum bersedia memenuhi komitmennya untuk menyediakan dana sebesar US$ 100 miliar dolar AS sebagai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilakukannya kepada dunia.

"Negara kaya lah yang membawa emisi ke dunia, tapi mereka tidak setuju untuk menyediakan US$ 100 miliar. Mereka belum menjawab janji mereka," katanya.

Ia pun menekankan, Indonesia sebagai Ketua Presidensi G20 harus mampu mendorong negara maju seperti Cina, Amerika Serikat, maupun Eropa untuk segera menyediakan dana tersebut. Dana sebesar 100 miliar dolar AS sebenarnya hanya 1% dari pendapatan global yang masih sangat jauh dari kebutuhan danauntuk mengatasi perubahan iklim.

Sachs menegaskan kerja sama dan sinergi merupakan kunci utama dalam mengatasi isu perubahan iklim. Dibutuhkan kolaborasi masing-masing potensi yang dimiliki oleh negara-negara maju.

"Mari minta mereka kerja sama untuk mendanai beberapa pembangunan-pembangunan hijau. Indonesia berteman dengan semua nebara maju, jadi ini bukan memilih satu dari lainnya. Kita tidak bisa lari dari perubahan iklim tapi kita bisa bersama dalam pendanaan," jelasnya.

Berdasarkan unggahan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam akun Instagram pribadinya @smindrawati pada Kamis (4/11/2021), negara-negara maju gagal memenuhi janji mereka untuk mendanai US$ 100 miliar per tahun untuk negara-negara berkembang menghadapi climate change, baik dalam bentuk program adaptasi maupun mitigasi.

Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...