Kelebihan Pasokan Listrik Jadi Hambatan PLN Bangun Pembangkit EBT
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini menghadapi masalah kelebihan pasokan listrik atau over supply dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang beroperasi saat ini. Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengatakan, kondisi ini menjadi tantangan bagi perusahaan untuk melaksanakan program pemerintah mendorong transisi energi bersih
Haryadi menjelaskan, mengatakan konsumsi listrik di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Untuk itu, perusahaan harus mendorong permintaan untuk mengatasi ini. Selain itu, menurut dia, tugas tambahan transisi energi dapat menambah kelebihan pasokan listrik PLN jika pembangunan pembangkit energi bersih belum langsung disertai dengan upaya mempensiunkan PLTU.
"Kita saat ini over supply dan perlu memberi ruang untuk masuknya renewable energy kalau tidak ingin menambah over supply semakin memburuk," kata Haryadi dalam diskusi virtual bertajuk Tantangan Sektor Kelistrikan dalam Transisi Energi, Kamis (9/6).
Menurut dia, kelebihan pasokan listrik dapat diatasi jika pemerintah mempensiunkan dini PLTU sembari memasukkan sumber energi terbarukan secara bertahap. PLN juga harus melaksanakan mitigas terkait rencana penetrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap agar tidak menggerus beban kelistrikan PLN.
Pemerintah menargetkan dapat mencapai nol emisi karbon pada 2060. Salah satu langkah yang akan ditempuh pemerintah, melakukan pensiun dini PLTU. Di sisi lain, PLN juga akan mendorong pemanfaatan energi terbarukan melalui fasilitas Renewable Energy Certificate (REC). Fasilitas tersebut merupakan dukungan PLN kepada sejumlah industri di dalam negeri agar produk yang mereka hasilnya mempunyai label green.
"Target net zero emission pada 2060 diperkirakan butuh dukungan total biaya sekitar US$ 500 billion," ujar Haryadi.
Adapun PLN saat ini tengah bersiap menghadapi oversupply atau kelebihan pasokan listrik yang semakin besar pada tahun ini seiring mulai masuknya proyek 35.000 megawatt (MW) atau 35 gigawatt (GW) ke dalam sistem kelistrikan nasional.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, akan ada tambahan pasokan listrik sebesar 6 GW di Jawa dari proyek 35 GW pada tahun ini. Sementara tambahan permintaan listrik diperkirakan hanya mencapai 800 MW, sehingga akan ada kelebihan pasokan listrik sekitar 5 GW.
“PLN saat ini mengalami oversupply yang luar biasa. Akan ada gap yang besar mencapai 5 GW antara supply dan demand,” kata Darmawan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembangunan Green Industri Klaster antara PLN, Pertamina, dan Pupuk Indonesia, Rabu (23/2).