Terdampak Corona, Neraca Dagang Februari Diramal Surplus

Neraca perdagangan pada Februari 2020 diperkirakan surplus seiring impor yang menurun akibat penyebaran virus corona. Adapun Badan Pusat Statistik bakal merilis data neraca perdagangan hari ini.
Berbeda dengan hari biasanya, BPS tak menggelar konferensi pers maupun konferensi video. Hal ini lantaran Kepala BPS Suhariyanto sedang diisolasi seusai pulang dari New York, Amerika Serikat, Minggu (8/3) lalu.
Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan pada Februari bakal surplus US$ 91 juta. "Surplus perdagangan ini diakibatkan oleh adanya penurunan laju impor bulanan lebih besar dibandingkan laju ekspor," ucap Josua kepada Katadata.co.id, Senin (16/3).
Impor diperkirakan terkontraksi 3,08% secara tahunan. Hal ini didorong oleh lalu lintas perdagangan barang yang terganggu, khususnya dari Tiongkok seiring dengan penurunan aktivitas manufaktur di Tiongkok akibat Covid-19.
(Baca: Rupiah Kembali Perkasa usai The Fed Mendadak Pangkas Bunga Acuan )
Laju impor dari Tiongkok yang turun tajam tersebut juga terindikasi dari defisit perdagangan Tiongkok bulan Februari yang hanya mencapai US$ 7.09 triliun. Sementara dari sisi impor migas, pertumbuhan impor migas diperkirakan terhambat oleh penurunan harga minyak sebesar 13,19% secara bulanan.
Sementara dari sisi ekspor, Josua memperkirakan terjadi penurunan hingga 4,9%. Penurunan ekspor secara khusus terjadi pada ekspor nonmigas yang didorong oleh adanya penurunan harga komoditas global. "Yang mana utamanya juga disebabkan oleh Covid-19," ujarnya.