Hong Kong Resesi, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi Indonesia?
Hong Kong akhirnya jatuh ke jurang resesi akibat demonstrasi yang terjadi selama berbulan-bulan. Pada kuartal III 2019, ekonomi Hong Kong mengalami kontraksi sebesar 3,2% dibanding kuartal sebelumnya.
Kinerja kuartal III 2019 yang turun menggenapi kriteria untuk masuk dalam resesi, yakni perekonomiannya menurun dua kuartal berturut-turut Pada kuartal II 2019, ekonomi Hong Kong turun 0,4% secara kuartalan. Lantas bagaimana dampaknya pada perekonomian Indonesia?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut resesi Hong Kong tak akan berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia. Pasalnya, menurut dia, Indonesia memiliki pasar domestik yang cukup kuat.
(Baca: Makin Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2019 Hanya 5,02%)
Selain itu, hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Hongkong hanya sebatas perpindahan kapal atau transhipment. Adapun kegiatan ekspor dan impor ke dan dari Tiongkok yang semula melalui Hong Kong juga sudah dilakukan secara langsung.
"Selama ini kan mereka transhipment saja. tapi fungsinya berubah karena Indonesia kan langsung ke China. Jadi enggak begitu pengaruh," ujar Airlangga di Kemenko Perekonomian, Selasa (5/11).
Sementara itu, meski melambat, perekonomian Tiongkok dan Amerika Serikat yang menjadi mitra dagang utama Indonesia masih positif. Indonesia saat ini juga mulai memiliki pasar ekspor baru.
Pasar tersebut merupakan gabungan dari 15 negara di Asia yang bersepakat untuk melakukan perdagangan bebas (free trade). Menurut dia, pasar baru tersebut akan menjadi peluang yang yang besar.