Cetak Laba Rp 1,7 Triliun usai Rugi Tahun Lalu, Ini Penjelasan Garuda
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan laba bersih pada sembilan bulan pertama tahun ini mencapai US$ 122,42 juta atau sekitar Rp 1,72 triliun. Kondisi ini berbanding terbalik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan rugi bersih US$ 114,08 juta.
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menjelaskan, perbaikan kinerja keuangan perusahaan pada tahun ini disebabkan langkah penyesuaian kapasitas penumpang yang dilakukan berdasarkan musim penerbangan. Dengan demikian, menurut dia, biaya operasional maskapai bisa diturunkan, terutama dari segi bahan bakar.
"Kalau dulu kami mengacu pada target penumpang, itu membuat utilitas pesawat drop. Sekarang kami paham pasar, jadi harus menyesuaikan," ungkap Ikhsan saat ditemui di Kementerian BUMN, Senin (4/11).
(Baca: Garuda Raup Laba Bersih Rp 1,72 Triliun hingga September 2019)
Garuda Indonesia mencatat itotal pendapatan usaha hingga September 2019 mencapai US$ 3,54 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/ yoy) sebesr US$ 3,21 miliar.
Pendapatan tersebut terutama ditopang pendapatan dari penerbangan berjadwal senilai US$ 2,79 miliar, tumbuh 8,8% secara yoy dari US$ 2,56 miliar. Sedangkan pendapatan tidak berjadwal turun dari US$ 254,75 juta menjadi US$ 249,92 juta.