Meski Tumbuh Melambat, BNI Cetak Laba Kuartal III Rp 12 Triliun
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan laba bersih pada kuartal III 2019 sebesar Rp 12 triliun, tumbuh 4,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/yoy). Pertumbuhan laba tersebut turun dibandingkan kuartal III 2018 yang mencapai 12,6%.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pertumbuhan laba bersih bank BUMN itu tertahan oleh meningkatnya biaya bunga perseroan. Biaya bunga perseroan naik 24,6% dari Rp 13,41 triliun menjadi Rp 16,72 triliun. Adapun pendapatan bunga naik lebih rendah sebesar 10,6% dari Rp 39,42 triliun menjadi Rp 43,59 triliun.
Alhasil pendapatan bunga bersih perseroan hanya naik 3,3% dari Rp 26,01 triliun menjadi Rp 26,87 triliun. Di sisi lain pendapatan nonbunga menanjak 13% menjadi Rp 7,12 triliun menjadi Rp 8,13 triliun.
Direktur Keuangan BNI Ario Bimo mengatakan pihaknya mencatat penyaluran kredit pada kuartal III 2019 tumbuh sebesar 14,7% menjadi Rp 558,7 triliun. Penyaluran kredit terutama didorong segmen korporasi yang tumbuh 18,1% mencapai Rp 291,7 triliun.
"Kami tetap selektif dalam memberikan pembiayaan kepada sektor industri yang memiliki risiko terukur. Pertumbuhan kredit di segmen menengah dijaga di level moderat sebesar 3,8%," ujar Ario, di Jakarta, Rabu (23/10).
(Baca: Laba BNI Berisiko Tergerus Cadangan Kerugian Kredit Duniatex dan KS)
Ia menjelaskan, penyaluran kredit terutama didorong segmen korporasi yang tumbuh 18,1% mencapai Rp 291,7 triliun. Jika dirinci, kredit segmen korporasi swasta tumbuh 24,8% menjadi Rp 181,1 triliun, BUMN tumbuh 8,6% menjadi Rp 110,7 triliun, dan usaha kecil tumbuh 19,2% menjadi Rp 75 triliun.
Adapun berdasarkan sektor, kredit pada segmen korporasi ditopang oleh sektor manufaktur, perdagangan restoran, hotel, jasa dunia usaha, konstruksi dan kelistrikan.